Keberangkatan guru tersebut sebagai insisiatif yang sangat bagus dan pemerintah sangat mendorong upaya seperti ini dan akan terus memantau perkembangannya,"

Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono menerima 15 relawan guru yang akan bertugas di Sabah, wilayah Malaysia di Pulau Kalimantan, untuk mengajar anak-anak tenaga kerja Indonesia yang bermukim di negeri tetangga tersebut.

"Keberangkatan guru tersebut sebagai insisiatif yang sangat bagus dan pemerintah sangat mendorong upaya seperti ini dan akan terus memantau perkembangannya," kata Boediono saat menerima kunjungan 15 pengajar tersebut di Kantor Wapres Jakarta, Selasa.

Hadir dalam acara itu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh dan Menteri Tenaga Kerja Muhaimin Iskandar, serta Direktur Sumber Daya Manusia Pertamina Evita Tagor.

Wapres meminta Mendikbud dan Menaker terus memantau karena kegiatan seperti ini sangat penting.

"Adalah suatu hukum evolusi bahwa bila suatu bangsa ingin maju maka generasi yang mengganti harus lebih baik daripada yang diganti, sehingga kuncinya adalah pendidikan," kata Boediono.

Menurut Evita Tagor, ke-15 relawan tersebut berangkat setelah begitu lama terdapat informasi tentang adanya keluarga-keluarga tenaga kerja Indonesia, baik yang legal maupun ilegal, yang banyak memiliki keturunan namun masih buta huruf.

"Jumlahnya mencapai 59 ribu anak. Tak ada di antara mereka yang memiliki akta kelahiran sehingga sulit mendapatkan akses pendidikan. Mereka tidak dianggap sebagai warga negara Indonesia, pun bukan warga Malaysia," katanya.

Menurutnya, setelah melalui proses seleksi, terdapat 27 orang terpilih yang akan diberangkatkan dalam dua gelombang.

Gelombang pertama 15 orang dari seluruh Indonesia yang sebagian merupakan penerima Pertamina Foundation.

Mereka akan berangkat pada 1 Juni dan efektif mengajar mulai Juli hingga Desember. Gelombang kedua berangkat pada Desember sebanyak 12 orang.

"Para relawan guru ini dibekali dengan outbound training dan pelajaran kesamaptaan cinta tanah air," katanya.

Di Sabah nanti, para relawan guru akan membentuk kelompok belajar dengan materi kelas satu, dua dan tiga SD dan kelompok belajar ini terdiri dari 2.500 anak.

Setelah bekerja selama enam bulan, mereka diharapkan dapat mendidik guru lokal sehingga setelah para relawan kembali pelajaran dapat diteruskan oleh para guru lokal.
(A025/I007)

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013