Seoul (ANTARA News) - Korea Selatan Jum`at mengatakan akan menjadwalkan pembicaraan tingkat menteri dengan Korea Utara di Busan, pekan depan, meskipun ketegangan mengenai peluncuran rudal Utara Rabu lalu masih tinggi. Keputusan Korea Selatan untuk melanjutkan putaran ke-19 perundingan antar-Korea mengenai penyatuan-kembali(rekonsiliasi) dan kerjasama ekonomi ini dijelaskan dalam satu konperensi pers yang diadakan Kementerian Unifikasi. "Pemerintah memutuskan bahwa upaya-upaya untuk mengadakan pembicaraan dengan Korea Utara tersebut akan ditangguhkan seraya memperhatikan perkembangan baru yang dilakukan Korea Utara atas peluncuran rudalnya," kata Lee Kwan Sae, pejabat senior kementerian tersebut seperti dilaporkan Kyodo. Lee mengatakan, masalah peluncuran rudal dan penolakan Utara untuk kembali ke meja perundingan enam-negara yang membahas program senjata nuklirnya, akan dijadikan prioritas utama di dalam pertemuan tersebut, yang rencananya akan diselenggarakan di kota pelabuhan timur-laut selama empat hari mulai Selasa depan. Jum`at malam, Asisten Menteri Luar Negeri AS bidang Asia Timur dan Pasifik, Christopher Hill tiba di Seoul dan mengatakan kepada para wartawan, bahwa perundingan antar-Korea mendatang tidak akan sebagai biasanya sebab Korea Utara telah meluncurkan rudal-rudalnya dengan `sangat sembrono.` "Ini adalah pandangan kami, bahwa kami tidak akan melakukan pertemuan seperti biasanya, dan saya rasa pemerintah Korea Selatan akan bersungguh-sungguh dalam memberikan beberapa keputusan mengenai hal itu," kata Hill di bandara setiba dari Beijing, kata kantor berita Yonhap. "Saya rasa kami semua menginginkan kejelasan bahwa Korea Utara tidak bermaksud menjadikan diri sebagai penguasa dunia dan membentuk kewenangan bagi Utara," katanya. Hill menggunakan akronim untuk menyebut Republik Korea, nama resmi Korea Selatan dan Republik Demokratik Rakyat Korea untuk sebutan resmi Korea Utara. Benar atau tidak Korea Selatan akan merancang pembicaraan tingkat tinggi dengan Korea Utara mendapat perhatian di tengah mengalirnya kecaman-kecaman atas peluncuran rudal Utara. Korea Utara, tanpa memberikan catatan, telah meluncurkan tujuh rudalnya, termasuk rudal Taepodong-2 yang berjelajah jarak-jauh, telah memicu kehebohan masyarakat internasional. Semua rudalnya mendarat di Laut Jepang. Perundingan antar-Korea tingkat menteri adalah saluran tertinggi dalam dialog antara kedua Korea. Mereka telah bergabung sejak dari pertemuan tingkat tinggi yang historis pada Juni 2000 antara Presiden Korea Selatan Kim Dae Jung dan Pemimpin Korea Utara Kil Il Sung. Perundingan enam-negara, yang melibatkan dua Korea, AS, Jepang, Rusia dan China sebagai tuan rumah, macet sejak November tahun lalu. Korea Utara menolak melanjutkan kembali perundingan-perundingan sampai AS menanggalkan sanksi-sanksi keuangan yang dikenakan terhadap satu bank bermarkas di Makao yang dituduh mengedarkan dolar AS palsu dan pencucian uang bagi Korea Utara. Jum`at sebelumnya, Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan, bahwa perundingan tingkat kerja militer usulan Pyongyang antara kedua pihak terhambat oleh peluncuran rudal Utara. Korea Utara Senin telah mengisyaratkan, bahwa petugas-petugas penghubung dari kedua Korea telah bertemu pada hari Jum`at di desa gencatan senjata, Panmunjom untuk membahas pelanjutan kembali pertemuan-pertemuan antar-Korea pada tingkat jenderal. Meskipun demikian, Korea Selatan mencatat bahwa Utara Kamis mengajukan penundaan berdasarkan alasan `waktunya tidak tepat` menyusul peluncuran rudal-rudal Utara. "Kami tak bisa memahami mengapa Utara melakukan tindakan-tindakan yang bisa meningkatkan ketegangan lebih jauh, padahal perundingan-perundingan tingkat jenderal Selatan dan Utara berusaha meredakan ketegangan-ketegangan antara kedua negara," kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan dalam penjelasan kepada pers. Perundingan-perundingan militer antar-Korea terakhir, yang dilakukan oleh para pejabat tingkat jenderal berlangsung Mei lalu, namun tanpa menghasilkan perjanjian yang signifikan. Kedua pihak bahwa gagal menetapkan tanggal kapan pejabat-pejabat militer tingkat tinggi itu akan melanjutkan pembicaraan kembali.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006