Mataram (ANTARA) - Pelantikan Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Nusa Tenggara Barat diwarnai pengusiran Kepala Biro (Karo) Administrasi Pembangunan Setda Pemerintah Provinsi Lalu Abdul Wahid oleh Penjabat Sekda NTB Lalu Gita Ariadi, Kamis.
Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setda Pemerintah Provinsi Lalu Abdul Wahid diusir keluar ruangan pelantikan lantaran datang terlambat mengikuti acara pelantikan Penjabat Sekda NTB Fathurrahman yang dimulai pukul 14.00 Wita.
Sebelum diusir, Pj Sekda NTB Lalu Gita Ariadi menanyakan alasan keterlambatan Lalu Abdul Wahid. Setelah itu Lalu Gita Ariadi meminta Satuan Polisi Pamong Praja untuk mengusir keluar Lalu Abdul Wahid dari ruangan.
"Ini kok terlambat ini, kenapa terlambat. Coba keluar, Pol PP, Pol PP. Tolong keluarkan, acara sudah mulai, coba keluar. Pol PP keluarkan, silahkan," Perintah Gita Ariadi kepada Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setda Pemerintah Provinsi Lalu Abdul Wahid.
Saat perintah keluar itu, Lalu Abdul Wahid sempat bergeming tidak ingin keluar dan menyampaikan alasan keterlambatannya, hanya saja saat sejumlah Sat Pol PP mendatangi tempat duduknya dan terjadi pembicaraan dengan sejumlah pejabat lain dan Kasat Pol PP NTB Suhban, barulah akhirnya Lalu Abdul Wahid dengan terpaksa meninggalkan ruangan tempat acara pelantikan Penjabat Sekda NTB Fathurrahman.
Usai pengusiran tersebut, acara pelantikan Pj Sekda NTB yang dihadiri seluruh pejabat pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi NTB itu kemudian dilanjutkan Kembali dengan penyampaian sambutan Pj Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi.
Di sela-sela sambutannya Pj Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi meminta seluruh pimpinan OPD tidak bekerja seenaknya, pasalnya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di ikat oleh aturan, kode etik dan norma yang harus di ikuti dan di patuhi.
"Kita bekerja boleh merdeka bekerja, tetapi jangan bekerja seenaknya. Kita punya aturan, kode etik dan norma yang harus ditegakkan dan dipatuhi. Itu modal kita," tegas Gita Ariadi.
Baca juga: KPK periksa Wali Kota Bima Muhammad Lutfi
Baca juga: Seni "Hadrah" warnai HUT TNI ke-78 di NTB
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2023