Mereka menerima ancaman dibunuh karena tidak mau mengikuti arahan sindikat.

Kuala Lumpur (ANTARA News) - Sindikat judi bola di Malaysia mengancam akan membunuh beberapa pemain tim Liga Malaysia (Liga-M) jika mereka tidak mengikuti arahan sindikat tersebut untuk mengatur hasil pertandingan dalam liga sepak bola tersebut.

"Mereka menerima ancaman dibunuh karena tidak mau mengikuti arahan sindikat. Namun mereka ragu-ragu membuat laporan polisi karena khawatir keselamatan diri dan keluarga," katanya.

Ketua Pemeriksaan dan Pemantauan Persatuan Sepak bola Malaysia (FAM) Tan Sri Aseh Che Mat mengatakan, sesuatu lebih serius perlu dilakukan demi keselamatan pemain dan olahraga sepak bola di ranah Malaysia.

"Jika ada pemain Liga Malaysia menerima ancaman pembunuhan, laporkan segera ke pihak berwenang. Ini perkara serius. Jika benar dakwaan itu saya minta pemain bersangkutan membuat laporan polisi," katanya.

Che Mat yang posisinya di FAM bertugas menangani gejala mengatur hasil pertandingan bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi Malaysia dan polisi menegaskan akan mengusut kasus ini lebih mendalam.

"Kita akan usut kasus ini dengan lebih mendalam sebelum keselamatan mereka makin terancam," katanya.

Kasus tersebut bukan merupakan yang pertama terjadi melibatkan sindikat judi bola, ketika seorang pemain Liga-M diancam supaya tidak beraksi dalam satu perlawanan awal 2013.

Jika terbukti, kasus ini akan semakin memperjelas gejala mengatur perlawanan dalam liga setempat sejak skandal suap terbesar sejak 1994. Dalam kasus tersebut sebanyak 126 pemain dan pelatih dipanggil untuk membantu penyidikan dan 58 pemain diskors satu hingga empat tahun oleh FAM.

Selain itu 21 pemain dan pelatih diberhentikan. Beberapa pemain diskors seumur hidup serta dibuang ke daerah dan tidak boleh mengikuti kejuaraan dibawah FAM.

Pada pertengahan 2012, sebanyak 11 pemain Piala Presiden Negeri Sembilan diskors antara setahun hingga lima tahun sedangkan pelatih Yusarman Yusof diskors seumur hidup.

Pewarta: N. Aulia Badar
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013