"Itu perkiraan pengerjaan double track secara komulatif. Ada di titik-titik tertentu yang lebih besar capaiannya," katanya Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Tunjung Inderawan usai seminar "Keselamatan di Perlintasan Sebidang" di Semarang, Senin.
Ia mencontohkan pengerjaan proyek jalur rel ganda KA di petak Cirebon-Brebes dan Pekalongan-Semarang, meski masih ada beberapa petak yang masih menyelesaikan proses pembebasan lahan dengan masyarakat setempat.
Namun, kata dia, proyek jalur ganda KA memang digarap sistem segmen, dalam artian mana lahan yang sudah dibebaskan segera diselesaikan penggarapannya, tidak menunggu seluruh lahan dibebaskan.
Ditanya ada masyarakat yang menuntut harga lebih tinggi dari tawaran untuk pembebasan lahan, ia mengakui hal itu sebagai suatu variasi kendala yang ditemui di lapangan, tetapi bisa diselesaikan secara baik.
"Mungkin ada saudara-saudara kita yang minta lebih sedikit. Ya tetapi tim kami terjun ke lapangan secara door to door memberi pengertian, kalau double track itu juga untuk kepentingan masyarakat," katanya.
Menurut dia, para tim mencoba memberi pengertian kepada masyarakat untuk proses pembebasan lahan itu sampai tercapai kata sepakat, meski sampai sekarang ini masih ada petak yang masih dalam proses.
"Sebagai contoh, pembebasan lahan di petak Cirebon-Brebes sudah mencapai 97 persen, kemudian di petak Pekalongan-Semarang sudah mencapai 80 persen. Masing-masing petak bervariasi," katanya.
Berkaitan kendala yang ditemui dalam pengerjaan double track, ia mengaku memang ada, seperti pemasangan wesel, yakni konstruksi rel KA yang bercabang atau bersimpangan dari track lama ke yang baru.
Dari target pemasangan wesel ke track yang baru sebesar 80 persen, kata dia, sampai saat ini sudah terealisasi 60 persen, kemudian kendala juga ditemui pada pembangunan jembatan serta persinyalan.
"Namun, kami menargetkan pengerjaan double track dari Jakarta sampai Surabaya rampung padak akhir 2013. Kemudian, target antara track sampai Semarang bisa difungsikan pada Lebaran tahun ini," kata Tunjung.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013