"Kita harus berhenti menganggap remeh air."
Jenewa (ANTARA) - PBB, Rabu (4/10), mendesak dunia untuk berhenti meremehkan air, dan menggarisbawahi perlunya upaya intensif menuju masa depan yang tangguh, ketahanan air yang berkelanjutan, dan ketahanan pangan.
Dalam pidato pembukaannya di Dialog Air Roma (Rome Water Dialogue) yang diselenggarakan selama dua hari, yang merupakan dialog kedua, Direktur Jenderal Organisasi Pangan Dunia (FAO) Qu Dongyu menekankan: "Kita harus berhenti menganggap remeh air."
Mengingat pertanian menyumbang lebih dari 70 persen pengambilan air tawar di planet ini, Qu mengatakan: "Dengan meningkatkan efisiensi, mengurangi dampak negatif dan menggunakan kembali air limbah, pertanian memegang solusi terhadap krisis air global, serta kunci untuk mencapai ketahanan air dan pangan global."
Dia juga menggarisbawahi perlunya pendekatan "4R" yang berdasarkan prinsip pengurangan (reduce), penggunaan kembali (reuse), daur ulang (recycle), dan penggantian (replace), untuk secara efektif mengatasi tantangan air yang parah yang sebagian besar disebabkan oleh bencana alam terkait air.
Bencana yang berkaitan dengan air mengakibatkan kerugian ekonomi langsung sebesar lebih dari 200 miliar dolar (Rp3.119,4 triliun) pada tahun 2021 saja, katanya.
Dialog tersebut berfokus pada pengelolaan sumber daya air terpadu untuk pertanian dan ketahanan pangan.
Sumber: Anadolu
Baca juga: FAO: Harga pangan global turun 2,1 persen pada Agustus
Baca juga: Menteri PPN Suharso paparkan transformasi sistem pangan global di FAO
Baca juga: Indonesia dipercaya sebagai anggota Dewan FAO
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023