Jakarta (ANTARA) - Co-Founder Reku Robby menyatakan Bitcoin masih menjadi aset yang sangat menarik di kalangan pegiat kripto, terlebih menjelang halving 2024 yang menjadi peristiwa ditunggu-tunggu untuk Bitcoin mencapai All Time High (ATH).
“Walaupun Bitcoin dan aset kripto lainnya mengalami volatilitas signifikan hingga September tahun ini, namun dominasi Bitcoin masih terus meningkat,” ujarnya yang juga sebagai Chief Compliance Office (CCO) Reku dalam Diskusi Publik bertema “Bitcoin Outlook 2024” secara virtual, dikutip dari keterangan tertulis, di Jakarta, Rabu.
Pada kuartal III/2023, dominasi Bitcoin berada di level 50,16 persen, sementara pada kuartal II/2023 sekitar 47 persen. Hal ini menandakan permintaan Bitcoin terus meningkat, seiring investor jangka menengah hingga jangka panjang tetap mengakumulasi Bitcoin, terutama untuk mempersiapkan halving.
Karena itu, dia menyarankan para investor pemula mulai menabung Bitcoin dengan memanfaatkan Dollar Cost Averaging (DCA) sebelum harganya menanjak lebih tinggi lagi pada kuartal IV/2023.
“Halving day merupakan momen empat tahunan ketika imbal hasil bagi penambang atau miner berkurang setengah. Halving day juga membuat laju pasokan Bitcoin di pasar berkurang, sehingga dengan keterbatasan supply dan tingginya demand, halving memungkinkan harga Bitcoin berpotensi naik signifikan,” kata Robby.
Secara historis, halving Bitcoin di tahun 2013 mencatat peningkatan harga Bitcoin hingga 93,1 kali atau setara Rp164 juta, tahun 2017 meningkat 30,1 kali yang membuat Bitcoin mencapai level Rp300 juta, tahun 2021 mencapai Rp939 juta, dan pada tahun 2024 diproyeksikan meningkat sebanyak 4,2 kali.
Sebelum terjadinya lonjakan harga (to the moon), masyarakat diminta perlu mempersiapkan untuk menghadapi kondisi bearish.
“Kondisi bearish merupakan cycle klasik yang terjadi sebelum halving. Jadi sebelum halving, investor juga perlu bersiap menghadapi fluktuasi ini,” ucap dia.
Dalam kesempatan yang sama, Crypto Analyst Reku Afid Sugiono menyampaikan bahwa di balik halving Bitcoin, selalu ada tren yang berpotensi sebagai katalis.
“Pada halving 2017, Initial Coin Offering (ICO) menjadi katalis di balik bull run Bitcoin. Kemudian pada tahun 2021, DeFi (decentralized finance) dan NFT (non-fungible token) menjadi faktor pendorong bull run. Di tahun 2024 mendatang, beberapa tren yang berpotensi menjadi penggerak yakni ETF (Exchange-Traded Fund) Bitcoin yang menawarkan variasi lain dalam berinvestasi Bitcoin serta kondisi makroekonomi atas keputusan The Fed dalam mempertahankan suku bunga,” ungkap Afid.
Sebagai informasi, Reku adalah platform pertukaran aset kripto yang berbasis di Indonesia, melayani pasar lokal lebih dari 700 ribu pengguna kripto terdaftar.
Baca juga: Bitcoin masih lesu, tapi investor optimistis jelang halving 2024
Baca juga: Indodax sarankan investor berinvestasi bitcoin jelang halving day
Baca juga: Analis : Sikap 'dovish' Fed akan berdampak positif ke Aset Kripto
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023