Pebalap berusia remaja berusia 16 tahun itu, dengan pengalaman masih minim dan berlomba di antara 29 atlet tangguh yang berdatangan dari berbagai benua, naik ke urutan ke-10 pada perlombaan ketiga (Race 3) Minggu, tetapi ia melaju terlalu cepat pada zona yang mendapat kibaran bendera kuning.
"Sean melakukan hal paling kompetitif minggu ini. Ia melaju di atas kendaraan Double R Racing Dallara-Mercedes ke urutan ke-16, di bawah tekanan pebalap Jerman Andre Rudersdorf, kemudian naik ke urutan ke-10 karena pebalap di depannya kena panalti karena melaju terlalu cepat di lintasan pit bendera kuning, setelah terjadi insiden kecelakaan di depan mereka," kata Ricardo Gelael, ayah Sean, dalam surat elektronik, Senin siang.
"Amat disayangkan, Sean mendapat giliran mendapat penalti seperti beberapa pebalap di depannya," kata Ricardo, mantan juara reli nasional 2006.
Setelah itu, Sean melakukan hal menakjubkan ketika berada di urutan ke-18, tapi ia mengalami masalah ketika siku tangannya terbentur dengan bagian dalam kokpit ketika melewati salah satu sisi pembatas tikungan, sehingga ia harus masuk pit.
Balapan keempat dari 10 putaran yang akan diikuti Sean musim 2013, merupakan balap mengecewakan bagi pebalap remaja itu. Ketika para pesaingnya melakukan persiapan hebat sebelum terjun dalam lomba itu, Sean masih berada di atas pesawat dari Jakarta menuju Inggris, karena harus mengikuti ujian sekolah, padahal ia harus sudah melakukan latihan untuk mengikuti babak kualifikasi.
Sean Gelael berada di urutan ke-23 dan ke-22 pada perlombaan pertama dan kedua (Race 1 - 2), sementara Tim Doruble R Racing mendapatkan dua poin dari Antony Giovinazzi yang berada pada urutan kesembilan pada Race 3 yang dimenangu Lucas Auer dari Austria.
"Pada awal lomba merupakan perjuangan tersendiri," kata Sean, "Juga bagi para mekanik tim kami, karena mereka harus menyiapkan kendaraan untuk mengejar sesi kualifikasi, karena 'driveshaft' kendaraan rusak."
"Saya merasa kurang enak pada kualifikasi pertama, tapi pada sesi kedua saya menemukan irama perlombaan yang lebih baik," kata Sean.
"Pada race pertama saya melakukan start yang baik tapi kemudian saya merasa kendaraan 'slide' dan setelah itu selanjutnya kurang enak. Pada race kedua saya sempat berada di urutan keenam pada lap pertama. Saya melaju di belakang Mitchell Gilbert, tapi karena saya terlalu dekat saya kehilangan grip aerodinamik dari kendaraan di depan saya sehingga saya meluncur di tikungan berikutnya," kata Sean.
"Di lintasan pendek ini, grup kami harus berjuang keras dan harus lebih ekstra hati-hati dan harus waspada dengan bendera biru bila pebalap di depan kami ingin melewati kami," katanya.
"Pada race ketiga saya melakukan start dengan menyenangkan dan itu merupakan race yang paling bagus. Bila Anda sudah menemukan irama perlombaan yang memadai, maka tinggal berusaha terus ke depan dan itu merupakan bagian tersulit. Kemudian saya merasakan ngilu pada tulang siku saya. Saya berusaha terus melaju tapi saya merasakan amat nyeri," kata Sean, yang sejak berusia delapan tahun sudah mulai menekuni hobi olahraga otomotif. Pada race ketiga ini Sean melaju dalam 42 putaran dari yang seharusnya 48 lap.
Perlombaan FIA F3 Eropa berikutnya akan berlangsung di Red Bull Ring di Austria pada 1 - 2 Juni, tetapi sebelumnya Sean akan mengikuti putaran pertama Seri Kejuaraan Formula 3 Internasional Inggris di Sirkuit Silverstone Grand Prix, pada 25 - 26 Mei.
"Hal paling penting saya ingin belajar terus dari hari ke hari," kata Sean, juara kedua Formula Pilota China tahun lalu, "Saya tiba di sini Kamis karena jadwal saya di sekolah. Tapi saya akan tinggal di Eropa dalam tiga minggu ini dan berharap akan tampil semakin baik."
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013