Beijing (ANTARA) - Dekan Sekolah Teknik Elektronika dan Informasi Universitas Jiaotong Beijing Profesor Ai memiliki perasaan yang mendalam terhadap Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dan mengucapkan selamat atas beroperasinya kereta tersebut. Sejak September 2017 hingga Januari 2022, Universitas Jiaotong Beijing, yang merupakan unit terdepan, menjalin kerja sama dengan ZTE, China Railway Design Cooperation, Institut Teknologi Bandung (ITB), Technische Universität Braunschweig, Universitas Birmingham, serta sejumlah perusahaan dan institusi dari dalam dan luar negeri lainnya, untuk memastikan pengoperasian Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang aman.
Proyek kerja sama inovasi sains dan teknologi internasional yang bertajuk Penelitian dan Penerapan Percontohan Teori dan Teknologi Jaringan Komunikasi Seluler untuk Kereta Cepat di Indonesia (Research and Pilot Application of Mobile Communication Network Theory and Technology for High-speed Railways in Indonesia) tersebut dilakukan secara bersama, dengan Profesor Ai sebagai pemimpin proyeknya.
"Sistem komunikasi ini memastikan pengoperasian yang aman dari sistem pengendalian operasional kereta, yang dikenal sebagai pusat dan otak dari kereta api," kata Profesor Ai yang menjelaskan hasil kerja tim yang diterapkan pada KCJB di kantornya di Universitas Jiaotong Beijing.
Dia mengatakan jalur kereta cepat membutuhkan jaringan komunikasi profesional untuk mengirim informasi keselamatan, seperti pengendalian operasi kereta, izin lalu lintas, kecepatan dan lokasi kereta api, dan sebagainya.
Hal yang paling penting dalam komunikasi seluler adalah transmisi dan penerimaan gelombang elektromagnetik. Faktor lingkungan geografis, seperti topografi dan iklim yang berbeda, memengaruhi "saluran", yang merupakan jalur transmisi gelombang elektromagnetik. Lingkungan bentang alam di sepanjang jalur kereta ini sangat kompleks, seperti hutan hujan tropis, yang berdampak negatif pada transmisi dan penerimaan gelombang elektromagnetik.
Dengan mempertimbangkan medan setempat yang unik dan pita frekuensi yang beroperasi di Indonesia, Profesor Ai memimpin tim risetnya untuk mengembangkan platform simulasi ray tracing berbasis komputasi paralel berperforma tinggi.
Setelah menetapkan model saluran baru, model tersebut perlu dievaluasi dan diverifikasi menggunakan perangkat lunak dan algoritma untuk memastikan keakuratannya untuk aplikasi kereta cepat. Untuk tujuan ini, tim peneliti tersebut juga menciptakan platform verifikasi simulasi.
"Platform ini, yang menggabungkan elemen-elemen fisik untuk mereplikasi kondisi sebenarnya dengan lebih baik, dapat menyimulasikan lingkungan operasi kereta cepat dengan kecepatan hingga 500 kilometer per jam, frekuensi melebihi 100 GHz, dan lebih dari seribu larik antena, memastikan pengoperasian kereta yang aman di lingkungan nyata," kata Profesor Ai.
Kontraktor proyek KCJB, Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), menyatakan dalam dokumen sertifikasi setelah mendapatkan verifikasi dari pihak ketiga, bahwa "Jaringan hibrid, jaringan inti, stasiun pemancar (base station), dan perangkat terminal seluler yang dikembangkan oleh proyek ini dapat digunakan dalam konstruksi teknik Kereta Cepat Jakarta-Bandung."
"Kereta Cepat Jakarta-Bandung adalah proyek konstruksi pertama di luar negeri untuk sistem kereta cepat China. Proyek ini menggunakan teknologi dan standar China paling canggih dan tinggi di sepanjang jalurnya, " kata Profesor Ai.
Menurut dia, teknologi jaringan komunikasi seluler untuk pengendalian dan keselamatan angkutan perkeretaapian yang ditanggung jawab oleh timnya, hanya merupakan sebagian kecil dalam mega-proyek yang kompleks tersebut."
Dia menilai ketika kereta cepat tersebut resmi beroperasi, sekelompok talenta teknis yang terlibat dalam penelitian dan pengembangan mendapatkan pelatihan di Indonesia, mendorong pembukaan lapangan kerja dan memberikan dukungan intelektual untuk akselerasi ekonomi setempat.
"Selain itu, proyek ini juga menyediakan platform kerja sama yang solid untuk penelitian ilmiah dan pembinaan talenta antara China-Indonesia," ujar Profesor Ai.
Dalam proyek tersebut, lebih dari 20 pengajar dan mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) mengunjungi Universitas Jiaotong Beijing untuk mengikuti pelatihan dan pertukaran. Kedua universitas itu bersama-sama melatih empat mahasiswa magister dan doktoral, dan juga menyelenggarakan sejumlah seminar akademis internasional, serta menerbitkan bersama lebih dari 10 karya ilmiah tingkat tinggi.
Selama beberapa tahun, para dosen dan mahasiswa dari Universitas Jiaotong Beijing melakukan perjalanan di sepanjang rute KCJB, menggunakan simulator saluran nirkabel dan toolbox ray tracing untuk memancarkan dan melacak sinar elektromagnetik, mengumpulkan data sinyal guna merekonstruksi lingkungan di sekitar jalur kereta dan membangun model saluran lokal yang sesuai.
"Saya sangat bersyukur bahwa penelitian ini akhirnya dapat diselesaikan di bawah bimbingan Profesor Ai, dan saya sangat bangga dapat terlibat dalam kontribusi yang signifikan dari teknologi kereta cepat di bidang komunikasi nirkabel," ujar Selvi yang menyaksikan keseluruhan pengembangan proyek jaringan komunikasi tersebut.
"Selama bertahun-tahun, Ai dan tim risetnya telah mengatasi berbagai kesulitan dan mengerahkan upaya yang luar biasa guna memastikan keandalan dan keamanan pengoperasian Kereta Cepat Jakarta-Bandung," imbuhnya.
Selvi mengatakan bahwa dalam hal teknologi perkeretaapian, kereta cepat China memiliki teknologi yang canggih di pasar global.
Teknologi canggih tersebut meliputi integrasi sistem hingga inovasi terbaru, sektor kunci keselamatan dan keandalan yang menjadi faktor tingkat kecepatan, kondisi pemilihan jalur, keselamatan operasi, kenyamanan penumpang, dan biaya konstruksi yang menjadi pertimbangan utama dengan didukung oleh sebuah tim penelitian ilmiah yang kuat.
"Di masa lalu, infrastruktur transportasi Indonesia masih kurang berkembang, namun dengan dibukanya Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Indonesia menjadi negara Asia Tenggara pertama yang memiliki kereta cepat fungsional yang menghubungkan ibu kotan Jakarta, dengan Bandung, kota dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di negara ini," ujarnya.
Selvi yakin bahwa KCJB memberikan kontribusi yang sangat penting bagi Indonesia untuk memfasilitasi pembangunan sosial dan ekonomi. Kerja sama antara kedua negara ini dapat memberikan momentum yang sangat besar bagi pertumbuhan banyak industri, membuka jalan bagi pembangunan ekonomi dan sosial di Tanah Air.
Memanfaatkan pengetahuan yang komprehensif dari pemodelan saluran untuk kereta cepat di mana kecerdasan buatan diterapkan dalam penelitian tersebut, Selvi saat ini mengajar di Universitas Kristen Maranatha setelah kelulusannya. Dia berharap dapat melanjutkan penelitian mendalam di bidang sistem komunikasi kereta cepat dan menjadi seorang pakar di masa depan.
KCJB, yang menghubungkan ibu kota Jakarta dengan Bandung, kota wisata terkenal, secara resmi dibuka pada Senin (2/10). Sebagai proyek penting dari Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra dan kerja sama praktis antara China dan Indonesia, proyek tersebut memangkas waktu perjalanan kereta yang sebelumnya lebih dari 3 jam menjadi hampir 40 menit di jalur sepanjang 142,3 kilometer setelah beroperasi.
Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2023