mendapatkan banyak antusiasme dan apresiasi positif
Jakarta (ANTARA) - Koleksi kain tradisional Indonesia (wastra) mendapatkan sambutan hangat kalangan mode saat ikut pameran dagang (trade show) di Perancis, Premiere Classe Paris 2023 pada 29 September hingga 3 Oktober 2023.
"Koleksi wastra karya anak bangsa mendapatkan banyak antusiasme dan apresiasi positif dari berbagai pihak saat tampil di 'trade show' Paris," kata Pendiri Lakon Indonesia Thresia Mareta kepada wartawan di Jakarta, Selasa.
Lakon Indonesia memamerkan koleksi terbarunya, "RIK 062324 L" di Premiere Classe. Koleksi itu membawakan 37 tampilan (look) dengan kain lurik sebagai fokus utama.
"Kami membawa lurik ke Paris untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia," kata Thresia.
Ketua Jakarta Food Fashion Festival (JF3) Soegianto Nagaria, sekaligus inisiator program 'Pintu Incubator goes to Paris' menambahkan, Lakon Indonesia merupakan salah satu partisipan program Pintu Incubator.
Baca juga: Ketua Wastra Indonesia ajak pelajar Jakarta peduli kain tradisional
Mereka berhasil mengemas daya tarik lurik agar tidak hanya terpaku pada pola-pola atau coraknya, tetapi juga pada simbolisme yang terdapat di dalam lurik yaitu sebagai perlindungan dan persatuan.
"Ini kesempatan memperluas wawasan pasar mode global, dan pada saat yang bersamaan, kita bisa mempromosikan karya sekaligus memperkenalkan perajin, pelaku UMKM mode Indonesia kepada para pelaku mode dari Perancis,” kata Soegianto.
Selain lurik, juga menghadirkan produk fesyen ramah lingkungan seperti pada penampilan sebelumnya.
Partisipan yang menggunakan bahan dasar berkelanjutan seperti katun dan kancing yang terbuat dari botol plastik daur ulang, adalah 'Bertjorak', 'Fuguku' dan 'Apakabar'.
Bertjorak asal Bandung, Jawa Barat memperkenalkan busana siap pakai modern untuk perempuan dan pria (uniseks).
Baca juga: Mengemas wastra Kalimantan Tengah menjadi produk budaya unggulan
Karyanya hadir dalam warna-warna eksentrik dengan filosofi penyebaran energi positif di antara penggemar mode dan masyarakat umum.
Soegianto mengatakan dalam pembuatan semua produk, Bertjorak secara konsisten meneliti dan mengeksplorasi bahan yang digunakan berdasarkan tren terkini.
Untuk koleksi baru yang diberi nama "Captcha," Bertjorak mempersembahkan koleksi 12 potong tampilan (look) busana yang menggabungkan spektrum warna dan pola yang lebih luas yang terinspirasi oleh gangguan internet kontemporer.
"Koleksi ini menggunakan bahan yang sepenuhnya berkelanjutan seperti katun dan kancing yang terbuat dari botol plastik daur ulang," kata Soegianto.
Sedangkan Fuguku, yang dibuat oleh para perajin berbakat di Jakarta, menampilkan produk-produk kontemporer yang berinovasi dengan menggunakan botol plastik bekas daur ulang PRET.
Baca juga: Poppy Dharsono bawa kulit Garut di ajang Moscow Creative Week 2023
Fuguku memasuki panggung mode Indonesia pada 2022, dengan filosofi dan desain yang mengambil inspirasi dari ikan
buntal, yang dalam bahasa Jepang disebut 'fugu'.
Kain Fuguku dibuat secara manual dengan inovasi berdasarkan teknik jumputan tradisional Indonesia yaitu teknik pengikatan kain.
"Dengan memanfaatkan bahan botol daur ulang PRET, desain Fuguku memberikan dampak positif pada lingkungan," kata Soegianto.
Koleksi musim semi/musim panas 2024 ini mengambil inspirasi dari bentuk dan warna laut serta simbolisasi tentang hal-hal yang tidak diketahui di palung terdalam dan diberi judul "The Deep Sea".
Koleksi ini terdiri dari 12 tampilan dan juga menjadi metafora bagi pemikiran mendalam yang dialami oleh semua orang ketika menyelami kedalaman lautan.
Baca juga: Musa Widyatmodjo bawa koleksi Mixturology ke Moskow
Selain dua merek yang berpartisipasi dan lolos dalam kurasi terbaru, ada alumnus dari program Pintu Incubator tahun 2022, Apakabar, yang kembali untuk kedua kalinya.
Apakabar diluncurkan pada tahun 2018 dan keikutsertaannya sekali lagi menunjukkan komitmennya yang berkelanjutan untuk mengurangi dampak lingkungan melalui koleksi yang berkelanjutan.
Desain yang ramah lingkungan dari merek ini menjadi bukti pengaruh signifikan dari Pintu Incubator dalam mempromosikan praktik mode berkelanjutan.
Memperkenalkan "Gentra," dengan menampilkan 12 potongan dari koleksi ini, dengan tajuk "Suara Alam Semesta", terinspirasi dari getaran merambat gelombang akustik yang melalui medium transmisi, seperti gas, cairan, atau padat.
Platform bilateral
Soegianto menerangkan Pintu Incubator adalah platform bilateral yang fungsinya memberdayakan kreatif muda dan UMKM di bisnis fesyen Indonesia dan Prancis.
Baca juga: Keragaman fesyen wastra Indonesia akan hadir di Pos Bloc
Inisiatif awalnya untuk menjembatani keberagaman budaya dan keberlanjutan, serta mendorong kolaborasi antara ekosistem fesyen lokal dan global.
Melalui serangkaian pembimbingan, lokakarya dan kolaborasi dengan organisasi dan tokoh terkemuka dari Indonesia dan Prancis, Pintu Incubator mempersiapkan pesertanya untuk eksposur internasional.
"Dengan memelihara pikiran kreatif dan mendorong pertukaran lintas budaya, program ini mendorong generasi pemimpin mode baru yang memegang nilai-nilai budaya sambil merangkul
tren global," kata Soegianto.
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2023