Harus dipastikan dalam tarif dalam tiket ini sudah terintegrasi dengan transportasi antarmoda lainnyaJakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi Deddy Herlambang meminta pemerintah memastikan tarif tiket Kereta Api Cepat Jakarta Bandung (KCJB) harus sudah terintegrasi secara penuh dengan transportasi antarmoda lainnya sebelum layanan itu dioperasikan secara normal pada 16 Oktober 2023.
"Harus dipastikan dalam tarif dalam tiket ini sudah terintegrasi dengan transportasi antarmoda lainnya atau belum, kalau belum maka penumpang akan repot," kata Deddy Herlambang, saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.
Deddy menjelaskan, pemerintah mengestimasikan nantinya tarif tiket KCJB akan dihargai senilai Rp250 untuk kelas premium ekonomi, kelas bisnis Rp300 ribu, dan Rp350 untuk kelas pertama atau eksekutif.
Tarif tersebut berlaku untuk per-satu kali perjalanan pada empat rute yang ada, yakni dari Stasiun Halim (Jakarta Timur) - Stasiun Bandung, Stasiun Halim Tegalluar (Cileunyi, Jawa Barat) ataupun, Stasiun Bandung - Halim dan Tegalluar - Stasiun Halim.
Menurut dia, melihat letak stasiun yang cukup jauh dari pusat kota maka, para penumpang tentunya membutuhkan transportasi lain yang akan menghubungkan mereka ke setiap stasiun tujuan.
Dalam hal ini pemerintah sudah menyiapkan transportasi penghubung itu, seperti kereta api ringan (light rail transit/LRT), KA feeder dan KA commuter baik di wilayah Jakarta ataupun Bandung.
"Melihat kondisi ini tentu jika tarif tiket KCJB sudah terintegrasi maka penumpang tinggal naik transportasi penghubung yang telah disediakan itu karena mereka sudah membayar," kata dia.
Ia berharap, pengintegrasian tarif ini dapat dipertimbangkan karena kemudahan yang diberikan ke pada masyarakat harus di prioritaskan.
Pada prinsipnya, lanjut dia, langkah pemerintah untuk beralih ke angkutan umum massal seperti kereta api cepat ini sangat tepat demi mengurai kemacetan mengingat volume kendaraan pribadi setiap hari pasti naik.
Diketahui, Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi menyampaikan bahwa masyarakat sudah bisa naik dan turun di Stasiun Kereta Cepat Whoosh Padalarang dan dapat melanjutkan perjalanan ke Stasiun Bandung menggunakan KA feeder.
Jadwal keberangkatan dan kedatangan KA feeder tersebut pun telah disesuaikan dengan jadwal keberangkatan dan kedatangan Kereta Cepat Whoosh.
Sedangkan untuk bisa sampai ke area stasiun Kereta Cepat Whoosh, KCIC juga sudah menyediakan sejumlah aksesibilitas dan integrasi moda. Untuk Stasiun Halim, calon penumpang dapat melalui Jalan DI Panjaitan sebagai akses utama.
Selain itu, kawasan Stasiun Halim saat ini sudah terkoneksi dengan LRT Jabodebek dan TransJakarta relasi Halim-Cawang dengan jam operasional mulai pukul 06.00 hingga 16.00 WIB.
Adapun untuk di Stasiun Padalarang, memiliki aksesibilitas dengan KA feeder, KA commuter, dan exit tol Padalarang.
Sementara untuk Stasiun Tegalluar, disiapkan shuttle bus oleh pihak Damri dan Summarecon untuk mempermudah masyarakat menjangkau area stasiun Kereta Cepat Whoosh. Selain itu, untuk dapat menuju Stasiun Tegalluar juga dapat menggunakan akses keluar tol KM 149 yang beroperasi mulai pukul 07.00 hingga 17.00 WIB.
Baca juga: Dirut KCIC: Harga tiket operasi awal Kereta Cepat Rp250 ribu
Baca juga: Kereta Cepat Whoosh sambungkan Jakarta-Bandung lebih cepat
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetya
Editor: Sella Panduarsa Gareta
Copyright © ANTARA 2023