Jakarta (ANTARA News) - Investasi sektor pendidikan akan meningkatkan nilai tambah perdagangan Indonesia, kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dalam Kuliah Umum Manajemen Bisnis Institut Pertanian Bogor (IPB).
"Integrasi ekonomi kawasan ASEAN berarti menciptakan pasar tunggal yang mencakup wilayah seluas 4,5 juta km persegi dengan populasi sekitar 608 juta jiwa," kata Gita di Jakarta, Sabtu.
Gita mengatakan investasi sektor pendidikan dengan alokasi 20 persen dari APBN terutama berdampak pada ekspor nonkomoditas atau barang-barang bernilai tambah seperti otomotif dan perangkat teknologi (gadget).
"Investasi sumber daya manusia itu diarahkan ke sektor manufaktur yang memproduksi barang-barang jadi," ujar Gita.
Guna mengejar ketertinggalan penciptaan produk bernilai tambah seperti ponsel pintar, Gita mengatakan Indonesia perlu mengundang perusahaan-perusahaan asing yang memproduksi barang bernilai tambah agar berinvestasi di Indonesia.
"Tapi, perusahaan asing itu harus kerjasama dengan produsen-produsen di Indonesia. Jika mereka mau datang (investasi di Indonesia) kita kasih tax holiday dan kemudahan," kata Gita.
Selain investasi pendidikan, penciptaan produk nonkomoditas bernilai tambah di Indonesia dapat dilakukan pula dengan peningkatan alokasi biaya penelitian dan pengembangan sebesar tiga hingga empat persen dari produk domestik bruto (PDB).
"Biaya untuk penelitian dan pengembangan di Indoensia hanya 0,08 persen dari PDB. Pemerintah perlu memprakarsai hal itu, karena swasta akan mengikuti," kata Gita.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013