“Jadi bullying bukan sesuatu yang biasa, jangan sampai ada tindakan kekerasan sesama teman di lingkungan sekolah,” ujar Hetifah saat dihubungi di Samarinda, Senin.
Ia mengatakan praktik-praktik bullying bukan hanya fisik kadang juga nonfisik. Misalnya, berkata kasar atau bahkan perundungan di dunia maya (cyber bullying).
Hetifah menjelaskan pemerintah telah meluncurkan episode ke -25 yaitu pencegahan dan penanganan kekerasan di satuan pendidikan. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa kekerasan di sekolah bisa diminimalisir sebanyak mungkin.
“Pihak sekolah harus punya channel untuk mengadu jika peserta didik terkena masalah, selain itu guru BK harus beda, jangan jadi killer terus ditakuti tapi menjadi teman yang baik bagi peserta didik,” kata Hetifah.
Hetifah juga menyoroti peran orang tua dalam mencegah bullying di sekolah. Menurutnya orang tua harus menciptakan suasana rumah yang menyenangkan dan membahagiakan bagi anak-anak, bukan menekan atau membully mereka, yang kemungkinan akan melampiaskan ke teman sejawatnya.
“Jadi supaya membentuk mental anak dari kecil, maka bisa PAUD sehingga punya jiwa kreatif, karena seorang anak dalam keadaan tertekan tidak mungkin jadi kreatif,” ucapnya.
Hetifah mengimbau agar orang tua membangun komunikasi dan kedekatan dengan anak-anaknya. Orang tua harus mengetahui masalah yang dihadapi anak, termasuk jika mereka mengalami bullying di sekolah.
“Sebagai orang tua kita harus punya komunikasi yang lebih tertata dan percaya dengan anak. Orang tua harus berubah jadi teman bagi anak-anak,” tuturnya.
Hetifah menambahkan pemerintah juga telah melakukan assesment terhadap sekolah-sekolah terkait isu bullying.
"Jika ada sekolah yang terbukti melakukan bullying, maka rapor mereka akan merah. Tetapi jika sekolah terlihat menyenangkan biasanya prestasi anak lebih bagus,” jelas Hetifah.
Baca juga: Ketua DPR minta pemerintah lakukan penanganan khusus kasus perundungan
Baca juga: Anak berkonflik hukum perundungan Cilacap jangan dikeluarkan sekolah
Baca juga: Pemerintah lakukan rakor bahas kasus kekerasan anak di Cilacap
Pewarta: Arumanto
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2023