Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengintegrasikan metode teknologi reproduksi berbantuan atau assisted reproductive technology (ART) untuk menambah populasi badak sumatra.
Pelaksana Tugas Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Indra Eksploitasia Semiawan mengatakan pihaknya dibantu oleh tim ART dan Biobank Institut Pertanian Bogor telah mengambil jaringan tali pusar anak ketiga badak sumatra bernama Ratu untuk dijadikan sumber sel punca atau stem cells.
"Saat ini, jaringan tali pusar tersebut telah berada di Laboratorium Pusat ART dan Biobank Badak Sumatra Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB untuk dilakukan perbanyakan sel punca," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Metode teknologi reproduksi berbantuan adalah salah satu upaya memperbanyak populasi badak, selain melalui upaya perkembangbiakan secara alami.
Baca juga: BKSDA bangun suaka alam selamatkan badak sumatra di Aceh Timur
Baca juga: Penyelamatan populasi badak sumatra sangat penting saat ini
Koordinator Tim ART dan Biobank IPB, Muhammad Agil menuturkan Laboratorium Pusat ART dan Biobank Badak Sumatra dengan dukungan Leibniz Institute for Zoo and Wildlife Research (Leibniz-IZW) Jerman didedikasikan untuk mendukung program propagasi badak sumatra yang dilaksanakan KLHK.
"Laboratorium Pusat ART dan Biobank Badak Sumatra diharapkan dapat memproduksi embrio badak sumatra dan program transfer embrio untuk menghasilkan individu badak sumatera baru melalui induk pinjam atau surrogate mother," kata Agil.
Pada 30 September 2023, pukul 01.44 WIB, seekor anak badak sumatra berjenis kelamin betina lahir berbobot 27 kilogram dari induk bernama Ratu di Suaka Rhino Sumatra yang berlokasi di Taman Nasional Way Kambas, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung.
Selama menjadi penghuni Suaka Rhino Sumatra di Taman Nasional Way Kambas, badak Ratu yang berumur 23 tahun itu telah melahirkan tiga anak badak sumatra.
Anak pertama lahir pada 2012, anak kedua lahir pada 2016, dan anak ketiga lahir pada 2023.
Ketiga individu badak yang dilahirkan badak Ratu merupakan hasil perkawinannya dengan badak jantan bernama Andalas yang berusia 22 tahun.
Hingga sekarang, kelahiran anak badak merupakan yang keempat di Suaka Rhino Sumatra, Taman Nasional Way Kambas.
Selain badak Ratu, badak betina lain yang saat ini menempati kawasan itu adalah Bina, Rosa, Delilah, dan Sedah Mirah. Sementara itu, terdapat tiga ekor badak jantan, yaitu Andalas, Harapan, dan Andatu.
Metode pengembangbiakan semi alami yang dilakukan pada badak sumatra itu telah menghasilkan empat individu badak sumatra, yaitu Andatu (2012), Delilah (2016), Sedah Mirah (2022), dan anak ketiga dari Ratu-Andalas (2023).*
Baca juga: Memperkenalkan badak sumatra lewat film animasi "Riki Rhino"
Baca juga: Penangkaran badak sumatera Way Kambas boleh dikunjungi
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023