Sidoarjo (ANTARA) – Bea Cukai Juanda hadir dalam pertemuan Kooridinasi Implementasi National Logistic Ecosystem (NLE) Bandara Internasional Juanda. Pertemuan ini ditujukan untuk meningkatkan percepatan implementasi NLE di lingkungan Bandara Juanda.


Melalui Rapat ini Kepala Kantor Bea Cukai Juanda, Himawan Indarjono melaporkan progres implementasi NLE yang telah dilakukan di Bandara Juanda. Tim NLE terus mengembangkan program sejalan dengan empat pilar yang dimiliki.


Pada pilar pertama, NLE telah membuahkan simplifikasi proses bisnis pemerintah, yakni Single Submission (SSm) Perizinan yang telah mandatory berjalan secara nasional sejak tahun 2020 dan SSm Pengangkutan Udara pada 17 Maret lalu. Selain itu telah dilakukan piloting SSm ekspor dan sedang dilakukan proses pemetaan SSm quarantine and customs rush handling.


Pada pilar kedua Himawan menyampaikan bahwa telah dilakukan beberapa kolaborasi platform logistik, di antaranya adalah peluncuran dashboard plane, pemesanan gudang dan pembayaran digital, multimoda ekspor hingga integrasi api kepabeanan. “Berdasarkan survei terhadap para responden, layanan ini telah berhasil menurukan biaya logistik sebesar 23,75%”, ungkap Himawan.


Pilar ketiga NLE menawarkan kemudahan pembayaran baik swasta maupun pemerintah. Layanan terobosan yang diangkat adalah penyediaan platform pembayaran digital. Selanjutnya pilar keempat NLE mengatur penataan tata ruang ekosistem logistik di terminal kargo bandara. Pada pilar ini Himawan menyampaikan, “Autogate system telah dilaksanakan piloting pada PT JAS, sementara PT APLog ditargetkan dilaksanakan pada Oktober mendatang,” tambah Himawan.


Berikutnya, Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukaim, Rudi Rahmaddi, turut memaparkan sejumlah informasi pengimplementasian NLE secara nasional. “Saat ini Indonesia menghadapi persaingan global. Diperlukan semangat, gerak langkah, dan ide bersama untuk pengimplementasian NLE demi melesatkan pertumbuhan ekonomi menyongsong Indonesia maju pada 2045 mendatang.”


Biaya logistik Indonesia bergerak positif dari tahun ke tahun, namun tetap lebih tinggi dari pada negara tetangga dalam kawasan. NLE berfokus pada simplifikasi probis, symmetric information, serta kolaborasi penggunaan data logistik yang telah tersedia. Dengan nilai yang ditawarkan, diharapkan NLE dapat men-trigger penurunan waktu & biaya logistik, serta menumbuhkan trust dalam ekosistem logistik nasional. “Seluruh entitas pelaku usaha baik pemerintah maupun swasta harus kita orkestrasikan untuk menjawab tantangan geografis kita dengan efisiensi logistic cost,” jelas Rudi.


Dalam rangka mendorong percepatan implementasi NLE, Bea Cukai Juanda juga mengadakan pertemuman terkait Bimbingan Teknis dan Piloting Single Submission (SSm) Ekspor, yang dihadiri oleh berbagai lembaga pemerintah, termasuk Badan Karantina Indonesia, Tim National Logistic Ecosystem, dan Lembaga National Single Window (LNSW), serta berbagai stakeholder ekspor.


“Diharapkan kegiatan ini akan meningkatkan efisiensi dan menekan biaya logistik ekspor barang,” tambah Himawan. Dalam rencana kegiatan piloting SSm Ekspor, akan dilaksanakan secara bertahap dengan menambahkan pengguna SSm Ekspor sampai dapat dilakukan secara wajib. Penting untuk dicatat bahwa meskipun kegiatan piloting SSm Ekspor ini sedang berlangsung, masih ada opsi untuk mengirimkan dokumen ekspor menggunakan sistem sebelumnya sebagai langkah antisipasi apabila terdapat kendala pada SSm Ekspor.


Dalam kesempatan tersebut juga dilaksanakan demo dan pengenalan fitur pada aplikasi SSm Ekspor oleh tim Lembaga Nasional Single Window. Beberapa fitur yang sudah diaplikasikan pada aplikasi SSm Ekspor termasuk autofill untuk data yang diambil pada aplikasi OSS (Online Single Submission) dan kemampuan untuk melakukan pengecekan larangan dan pembatasan HS Code pada INTR-INSW (Integrated National Trade Repository) dapat dilakukan langsung pada aplikasi SSm Ekspor.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023