Kami juga menugaskan sebanyak 267 orang petugas
Jakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta bersama instansi terkait menggelar operasi pemeriksaan dan pemantauan instalasi listrik di 10 kelurahan yang sering terjadi kebakaran.
"BPBD DKI melakukan sejumlah mitigasi dalam rangka meminimalkan kejadian kebakaran yang saat ini cukup marak," kata Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) Data Pusdatin BPBD DKI Jakarta Michael Sitanggang di Jakarta pada Senin.
Menurut Michael, di Jakarta kejadian kebakaran yang masuk data BPBD DKI dari awal tahun 2023 hingga September sudah terjadi lebih dari 500 kejadian lebih, yang 90 persen disebabkan oleh korsleting listrik.
Untuk itu, lanjut Michael saat ini BPBD DKI sedang memeriksa dan memantau instalasi listrik perumahan di 10 Kelurahan yang paling tinggi terjadi kebakaran. Ia mengatakan 10 kelurahan yang paling tinggi terjadi kebakaran berdasarkan data antara lain Kelurahan Cengkareng Timur, Kapuk, Sunter Agung, Kalideres, Penjaringan, Pulo Gebang, Pejagalan, Tegal Alur, Pondok Bambu, dan Kelurahan Cilincing.
"Kami melakukan giat operasi pemeriksaan dan pemantauan instalasi listrik di kelurahan yang sering terjadi kebakaran. Pada tahap awal, telah dilakukan di Kelurahan Cengkareng Timur," tuturnya.
Menurutnya kegiatan itu bukan hanya oleh BPBD DKI Jakarta, namun bekerja sama dengan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) DKI, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi DKI, Satpol PP, Wali Kota Jakarta Barat, serta Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya.
BPBD DKI kata Michael, menyiagakan nomor layanan kedaruratan Jakarta Siaga 112 selama 24 jam non-stop untuk menerima pengaduan masyarakat apabila melihat atau menerima informasi kebakaran.
"Kami juga menugaskan sebanyak 267 orang petugas penanggulangan bencana, untuk terus berkoordinasi dengan lurah dan aparat ke wilayahan terkait mengenai potensi bencana yang ada di wilayah masing-masing," katanya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta menemukan banyak penggunaan kabel serabut dalam berbagai kasus kebakaran di Jakarta, hal itu berdasarkan hasil kunjungan ke berbagai bangunan yang terbakar.
"Setiap terjadi kebakaran, saya dengan tim biasanya meninjau lokasi, dan kita menemukan banyak sekali kabel serabut yang mungkin dipakai sejak tahun 1980 tetapi belum pernah diganti," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Aji.
Menurutnya frekuensi kebakaran di Jakarta dalam sehari bisa terjadi 2-4 kali, mulai dari skala kecil seperti kebakaran bengkel hingga skala besar yakni pabrik. Selain itu kebakaran tidak hanya terjadi pada musim kemarau saja, tetapi juga dapat terjadi saat musim hujan.
Baca juga: Kebakaran terjadi di sejumlah wilayah DKI Jakarta
Baca juga: 90 persen kebakaran di DKI Jakarta disebabkan arus pendek
Baca juga: BPBD DKI temukan penggunaan kabel serabut dalam kasus-kasus kebakaran
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023