Semoga karhutla ini segera berhenti, tertangani dengan baik, dan hujan segera turun sebagai langkah alami dalam memadamkan api

Denpasar (ANTARA) - BPBD Bali meminta seluruh warga dan kelompok tani tetap mewaspadai kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan atau lereng Gunung Agung, meskipun tim gabungan telah berhasil memadamkan api di sejumlah titik.

“Seluruhnya agar mewaspadai munculnya titik api baru yang berpotensi meluas, kerja gotong royong terus dilaksanakan. Semoga karhutla ini segera berhenti, tertangani dengan baik, dan hujan segera turun sebagai langkah alami dalam memadamkan api,” kata Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin dalam keterangan yang diterima di Denpasar, Senin.

Baca juga: Enam helikopter dioptimalkan tangani karhutla di Kalimantan Tengah

Sebelumnya, kewaspadaan dan kekompakan warga telah terlihat saat memadamkan api yang membakar semak belukar dan dedaunan di kering di lereng Gunung Agung tepatnya di Dusun Belong, Desa Ban, Kecamatan Kubu Karangasem seluas 5 hektare.

BPBD Bali bersama Kelompok Tani Hutan (KTH) Pikat Cemara Putra serta tim gabungan, melakukan upaya pemadaman api yang merambat di dua titik sejak Rabu (27/9), dan si jago merah akhirnya padam pada Minggu (1/10).

“Hembusan angin yang begitu kencang memperparah kondisi, di samping mempercepat sebaran api juga menyebabkan kobaran api makin besar. Sesekali muncul teriakan warga, ‘mundur’ itu terjadi karena api membasar dan relatif dekat dengan warga dan petugas,” ujar Rentin.

Di Dusun Belong yang tingginya 836 mdpl, warga bersama tim gabungan menggunakan jalan setapak sebagai sekat untuk menghalau sebaran api, posisi lereng yang relatif tinggi dan terjal tidak terjangkau armada pemadam kebakaran, sehingga pemadaman api dilakukan manual.

Baca juga: Petugas gabungan padamkan karhutla di lereng Gunung Raung Jember

Seluruhnya bekerja dengan alat seadanya, memukul api dengan ranting, dahan kayu, dan skop yang dipakai untuk menimbun api dengan pasir seadanya.

“Yang istimewa adalah warga menyemprot manual dengan memanfaatkan air minum kemasan seadanya yang mereka bawa, yang seharusnya mereka pakai untuk air minum di tengah terik mentari, ‘telas sampun toya ne’ (habis sudah air minumnya, Red),” kata Kalaksa BPBD Bali mengulang ucapan warga.

Selama lebih dari dua jam mereka memadamkan api terakhir sehingga api berhasil padam dan BPBD Bali, BPBD Karangasem, dan tim reaksi cepat membubarkan diri pukul 15.00 Wita kemarin.

Sementara itu di Dusun Bantas, Desa Baturinggit, masih dilakukan proses pemadaman karena muncul titik api, sehingga warga masih diminta waspada.

Baca juga: BPBD: Karhutla di Jambi capai 550,33 hektare selama Januari-September

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023