Surabaya (ANTARA News) - Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, B Lynn Pascoe, menegaskan bahwa "travel warning" sebenarnya hanya bersifat informasi situasi yang merupakan kewajiban pemerintah AS untuk warga negaranya di negara lain.
"Kalau kita membuka website Deplu AS mungkin kita akan terkejut, karena ada 'travel warning' untuk semua negara di dunia, bukan hanya Indonesia," ujarnya di sela-sela peringatan HUT ke-230 Kemerdekaan AS (Fourth of July) di Surabaya, Kamis malam.
Didampingi Konsul Jenderal AS di Surabaya, Claire A Pierangelo, ia menjelaskan "travel warning" itu merupakan upaya pemerintah AS memberi informasi kepada masyarakat AS yang ada di seluruh dunia tentang situasi negara yang ada di negara yang bersangkutan.
"Contohnya 'travel warning' tentang flu burung dan gempa yang dibuat Deplu AS. Jadi, 'travel warning' itu sifatnya hanya informasi situasi yang bukan bersifat absolut, sehingga berpengaruh terhadap perekonomian suatu negara," katanya.
Mantan juru runding khusus AS untuk konflik regional di wilayah bekas Uni Sovyet itu menilai, hubungan baik AS dengan Indonesia merupakan hal yang terpenting, karena banyak hal yang penting untuk dikerjakan melalui kerjasama kedua negara.
"Amerika dan Indonesia adalah negara terbesar ke-2 dan ke-3 dalam demokrasi dan keduanya (Amerika dan Indonesia) juga merupakan negara terbesar ke-3 dan ke-4 di dunia, karena itu kerjasama antara kedua negara itu sangat bermanfaat bagi keduanya," ungkapnya.
Menurut suami Diane dan ayah dari dua anak perempuan itu, AS telah banyak memberikan program bantuan kepada Indonesia. Namun program bantuan itu bertujuan untuk mendorong Indonesia menjadi lebih kompetitif dan baik.
"Kami mendukung upaya pemerintah Indonesia meningkatkan investasi agar dapat membantu program pendidikan dan kesehatan. Kami selalu mendorong pengusaha Amerika agar menanamkan investasinya di Indonesia," ungkapnya.
Resepsi HUT ke-230 Kemerdekaan AS di Surabaya yang juga menandai 140 tahun keberadaan Konsulat Jenderal (Konjen) AS di Surabaya itu dimeriahkan dengan penampilan khusus musisi jazz Indonesia, Bubi Chen.
"Makna terpenting dari kemerdekaan adalah bagaimana masyarakat dapat memiliki hak untuk menentukan siapa yang memimpin dirinya tanpa diatur pihak lain untuk memilih pemimpin tertentu," ucapnya dalam acara yang diawali dengan alunan Lagu Kebangsaan AS dan Lagu Indonesia Raya itu.
Tampak hadir antara lain Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Syamsul Mappareppa, Wakapolda Jatim Brigjen Pol Sunaryono, Asisten I Pemprop Jatim Chusnul Arifin, dan sejumlah perwakilan asing di Surabaya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006