Sejauh ini sudah ada kerja sama dengan beberapa perusahaan kelapa sawit di Kalimantan. Tapi upaya ini belum cukup untuk mengatasi fenomena ledakan pengangguran setiap akhir tahun pelajaran sekolah,"

Pacitan (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, berupaya mengantisipasi ledakan pengangguran di daerah tersebut menjelang musim lulusan sekolah, salah satunya menjalin kerja sama perusahaan-perusahaan di luar Jawa melalui program AKAD (antarkota antardaerah).

"Sejauh ini sudah ada kerja sama dengan beberapa perusahaan kelapa sawit di Kalimantan. Tapi upaya ini belum cukup untuk mengatasi fenomena ledakan pengangguran setiap akhir tahun pelajaran sekolah," kata Kabid Penempatan Tenaga Kerja Dinsosnakertrans Pacitan Witjaksono Hargo, Kamis.

Meski sebenarnya cukup diminati, Witjaksono mengakui jika terobosan itu belum mampu mengatasi masalah pengangguran secara signifikan, mengingat lapangan kerja yang sangat terbatas.

Upaya lain juga telah berkali-kali dilakukan, semisal dengan menggelar pelatihan wirausaha, baik yang dilakukan melalui internal dinas maupun bekerja sama dengan instansi lain. "Mungkin berkurangnya sekitar satu atau dua persen saja," tuturnya.

Witjaksono menjelaskan sebenarnya lapangan pekerjaan di Kabupaten Pacitan masih terbuka, hanya saja tidak semuanya menarik minat pencari kerja sehingga para tenaga kerja potensial lebih memilih mengadu nasib di luar kota atau bahkan luar provinsi seperti Jakarta, Yogyakarta, dan Solo.

Sedangkan untuk luar pulau, mereka biasanya memilih Sumatera atau Kalimantan.

Khusus untuk sarjana, Witjaksono mengungkapkan pengangguran terjadi karena mereka menuntut pekerjaan yang dianggap sesuai dengan tingkat pendidikannya, sehingga mereka memilih menunggu lowongan pekerjaan dengan nilai gaji lebih besar atau berharap diterima sebagai pegawai negeri sipil (PNS).

Disebutkan, jumlah pengangguran di Kabupaten Pacitan saat ini tercatat mencapai belasan ribu orang.

Berdasar data latar belakang pendidikan, mayoritas pengangguran di Pacitan didominasi lulusan SMP atau yang sederajat.

Diperkirakan jumlah itu akan lebih besar karena data yang terekam di Dinsosnakertrans tersebut hanya berpedoman pada data administratif. "Acuannya pada pencari kartu kuning selama 2012," ujar Witjaksono Hargo.

Sesuai data diketahui berdasar jenjang pendidikan, lulusan sekolah lanjutan pertama yang belum memiliki pekerjaan mencapai 6.277 orang.

Diikuti lulusan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 1.700 orang, SMA/SMK sekitar 1.000 orang, sarjana sebanyak 318 orang, dan diploma sebanyak 83 orang.

Total sepanjang tahun 2012 ada 16.000 orang di Kabupaten Pacitan yang menganggur.

Menurut Witjaksono, angka pengangguran itu dinamis dan baru akan diketahui secara pasti pada akhir tahun nanti.

Ketika musim lulusan sekolah, jumlah pengangguran terbuka bakal bertambah dan diperkirakan jumlahnya mencapai sekitar 2.000 orang.

Mereka berasal dari siswa SMA maupun SMK yang telah usai menyelesaikan jenjang pendidikan dan bersiap terjun di dunia kerja. "Kami selalu berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk memantau mereka," kata Witjaksono.
(KR-SAS/I007)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013