akan terus berkolaborasi dengan pemangku kepentingan yang sifatnya strategis
Jakarta (ANTARA) - Direktur Pelayanan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Jaya (PAM Jaya) Syahrul Hasan mengatakan pengadaan infrastruktur air bersih untuk meningkatkan cakupan pelayanan tetap berjalan meski Jakarta tidak lagi menyandang sebagai Ibu Kota.

"Meski pindah (Ibu Kota Negara) program penyediaan air bersih bagi warga Jakarta harus tetap berjalan untuk memenuhi cakupan pelayanan," Syahrul saat ditemui ANTARA di Jakarta, Sabtu.

Data terakhir PAM Jaya menyebutkan cakupan pelayanan di Jakarta 65,85 persen, jumlah pelanggan sebanyak 913.913, kapasitas produksi 20.082 liter per detik, panjang pipa 12.075 km, dan tingkat kehilangan air (non revenue water/ NRW) 46,47 persen.

Lantas untuk jumlah pelanggan, Syahrul memastikan tidak mengalami perubahan terkait kepindahan ke Kalimantan Timur tersebut.

"Kalaupun turun, tidak terlalu signifikan," kata .Syahrul.

Masih terkait jumlah pelanggan, Syahrul beralasan yang wajib pindah nantinya pemerintah pusat. Terkait hal itu PAM Jaya juga sudah menghitung kekurangan ataupun kelebihan dari perpindahan itu.

Apalagi, menurut Syahrul perpindahan ibu kota negara tentunya tidak berlangsung sekaligus pada saat itu juga sehingga pelanggan dipastikan tidak bakal turun.

"Kalaupun ada penurunan dari sisi volume penjualan air, itu tidak signifikan, masih aman, dan itu kan juga bertahap ya tidak dalam satu waktu, katakanlah 2024 gitu pindah semuanya," ujar Syahrul.

Syahrul menjelaskan PAM Jaya membagi pelanggannya menjadi dua, pertama pelanggan (customer) regular seperti rumah-rumah baik itu rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) hingga rumah yang berpenghasilan menengah ke atas.

Kedua, pelanggan perusahaan (korporasi) seperti mal, gedung perkantoran, gedung dinas, kementerian, lembaga negara, gedung pemerintahan, serta kantor kecamatan dan kelurahan.

Berdasarkan hitung-hitungan terhadap kedua pelanggan itu, PAM Jaya memastikan tidak ada pengaruh terkait perpindahan Ibu Kota Negara.
Terkait halo itu, PAM Jaya akan terus berkolaborasi dengan pemangku kepentingan yang sifatnya strategis serta berpengaruh langsung.

Kemudian untuk seluruh pelanggan, PAM Jaya terus mengimbau untuk menghemat penggunaan air bersih, jelas Syahrul.

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Diana Kusumastuti mengungkapkan pembangunan infrastruktur dan penyediaan layanan air bersih di Jakarta harus tetap berlanjut kendati ibu kota negara pindah ke IKN Nusantara, Kalimantan Timur.

Diana mengatakan Kementerian PUPR terus mendukung kebutuhan air bersih di DKI Jakarta dan wilayah sekitarnya melalui proyek-proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) seperti SPAM Jatiluhur I, SPAM Regional Karian - Serpong, SPAM Jatiluhur II/Juanda, dan SPAM Buaran 3.

"Program pembangunan SPAM harus tetap jalan karena tidak semua penduduk Jakarta pindah ke IKN Nusantara. Jakarta sendiri menjadi kota bisnis dan komersial di mana perusahaan-perusahaan swasta banyak beroperasi serta berkegiatan di Jakarta," kata Diana saat ditemui ANTARA di Jakarta, Jumat (29/9).

Dengan demikian, pekerja dan masyarakat Jakarta masih tetap membutuhkan layanan air bersih dalam kegiatan mereka.

Baca juga: PAM Jaya targetkan proyek SPAM Jatiluhur I capai 19.000 SR pada 2024
Baca juga: Jakbar bersinergi dengan PAM Jaya percepat penurunan stunting
Baca juga: DWP PAM Jaya bantu 59 balita terindikasi stunting di Jakarta Timur

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023