"Kegiatan Seba ini dilaksanakan Sabtu (17/5) di Pendopo Kabupaten Lebak," kata Aang, salah seorang relawan lingkungan di Rangkasbitung, Kamis.
Ia mengatakan, perayaan Seba sampai sekarang masih dipertahankan secara turun-temurun oleh masyarakat Baduy Dalam berpakaian khas putih-putih dan Baduy Luar berpakaian hitam-hitam.
Perayaan Seba merupakan bentuk silatuhrahmi dengan kepala daerah yakni Bupati dan Gubernur sebagai "Bapak Gede" atau kepala pemerintah daerah.
Mereka perayaan Seba ini dilaksanakan di Pendopo Kebupaten Lebak dan dilanjutukan ke Provinsi Banten.
"Diperkirakan tahun ini Seba Baduy mencapai 2.000 orang," katanya.
Menurut dia, pada perayaan Seba ini akan menyerahkan hasil komoditas pertanian, seperti pisang, talas, gula aren, dan beras ketan kepada Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya.
Penyerahan hasil pertanian ini sebagai bentuk trimakasih kepada pemerintah daerah yang memberikan perlindungan kesejahteraan dan keamanan bagi masyarakat Baduy.
"Perayaan seba tersebut dilaksanakan di Pendopo Kabupaten Lebak dan dihadiri Kepala Daerah dan pejabat Muspida setempat," katanya.
Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak Daenah menjelaskan, masyarakat Baduy sudah tradisi setiap tahun merayakan Seba untuk silatuhrahim dengan kepala daerah yakni Bupati Lebak.
Seba Baduy merupakan tradisi dari peninggalan nenek moyang yang bertujuan menjalin silatuhrahim dengan "Bapak Gede" (kepala pemerintah).
Perayaan Seba setelah menjalani ritual kawalu selama tiga bulan dan kawasan Baduy Dalam yang tersebar di tiga kampung, yakni Cibeo, Cikeusik dan Cikawartana tertutup bagi wisatawan.
"Kami berharap dengan perayaan Seba itu dapat menyejahterakan masyarakat Baduy," ujarnya.
Pewarta: Mansyur
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013