"Kami belum tahu sanksi apa yang akan dijatuhkan karena hal itu tergantung dari keputusan ITF. Dan kami berharap, pemerintah dapat membantu membayar denda yang saya pikir jumlahnya tidak sedikit," kata Martina.

Jakarta (ANTARA News) - Tim Fed Cup Indonesia tidak mendapat ijin bertanding melawan tim Fed Cup Israel yang akan digelar di Israel berdasarkan larangan dari pemerintah Republik Indonesia seperti yang dinyatakan Departemen Luar Negeri (Deplu) Indonesia, Kamis. "Pemerintah telah menyatakan dengan tegas melarang tim Fed Cup Indonesia tampil melawan Israel karena situasi yang kini tengah terjadi di jalur Gaza," kata Ketua Umum PB Pelti, Martina Widjaja, di Jakarta, usai bertemu dengan Menteri Pemuda dan Olahraga, Adyaksa Dault serta Menteri Luar Negeri, Hasan Wirajuda. Menpora pun sebelumnya menyatakan, tim Fed Cup Indonesia sebaiknya tidak bertanding ke Israel. Menurut Martina, Pelti tidak dapat berbuat apa-apa untuk menentang keputusan tersebut. "Bagaimanapun juga Pelti harus menerima keputusan itu karena kami juga warga negara Indonesia dan bertindak atas nama negara," ujarnya. Martina pun meminta pihak Deplu mewujudkan larangan tersebut dalam bentuk sebuah surat resmi dan mengirim tembusannya ke Federasi Tenis Internasional (ITF) sebagai penyelenggara Fed Cup. "Pelti hanya bisa berharap, pihak ITF bersedia mengerti akan keputusan ini. Kami tidak takut tampil melawan Israel, tetapi hal ini lebih dikarenakan situasi yang tidak memungkinkan bagi pemain Indonesia," katanya. Atas keputusan tersebut, Indonesia pun terancam mendapat sanksi dari pihak ITF, termasuk terdegradasi ke Zona Asia/Oceania dan membayar denda seluruh persiapan yang telah dilakukan ITF. "Kami belum tahu sanksi apa yang akan dijatuhkan karena hal itu tergantung dari keputusan ITF. Dan kami berharap, pemerintah dapat membantu membayar denda yang saya pikir jumlahnya tidak sedikit," kata Martina. Sedianya, tiga petenis putri Indonesia yaitu Romana Tedjakusuma, Wynne Prakusya dan Angelique Widjaja akan tampil menghadapi tim Israel pada pertandingan playoff Grup 2 Dunia, 15-16 Juli yang digelar di lapangan keras Stadion Canada, Ramat Hasharon, Israel. Atas pembatalan tersebut, Angelique menyatakan akan mengambil segi positif dari larangan tersebut meski sebagai seorang atlet dirinya merasa kecewa. "Ini merupakan keputusan pemerintah yang saya pikir untuk kebaikan warga negaranya," katanya. "Dari sisi olahraga, saya memang kecewa karena seluruh pemain sudah mempersiapkan latihan dan tiba-tiba tidak dapat pergi." Sebelum situasi di Gaza menghangat karena militer Israel menahan lebih dari 20 menteri dan anggota parlemen Palestina dalam serangan malam di Tepi Barat Sungai Yordan, pemerintah Indonesia yang mendukung perjuangan Palestina memberi "green light" kepada tim Fed Cup untuk tampil di Israel. Indonesia yang kini berada di peringkat 16 Fed Cup bertemu Israel di play off Grup 2 Dunia setelah kalah 0-4 dari Cina pada pertandingan babak pertama Grup 2 Dunia yang digelar pada akhir April di Indonesia. Antara Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik dan asosiasi tenis Indonesia pernah meminta pihak Israel untuk memindahkan pertandingan ke negara yang netral. Namun demikian, permintaan tersebut tidak disanggupi pihak Israel dengan menyatakan bahwa olahraga dan politik tidak seharusnya dicampuradukkan. Pihak Israel pun telah bersedia menjamin keamanan dari seluruh rombongan Indonesia yang berjumlah tujuh orang selama berada di Israel. Indonesia dan Israel pernah bertemu dua kali di ajang Fed Cup, yaitu pada babak pertama Grup Dunia, namun keduanya digelar di negara netral. Pertemuan pertama Indonesia dengan Israel terjadi pada 1974 yang digelar di Italia dan pada 1981 yang digelar di Jepang. Pada kedua pertemuan yang berlangsung di lapangan tanah liat itu, Indonesia mengalami kekalahan.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006