Manado (ANTARA) - Kinerja positif Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) mampu pulihkan ekonomi dan melindungi masyarakat di Sulawesi Utara (Sulut).

"Kondisi perekonomian global di triwulan ketiga tahun 2023 masih dihadapkan pada ketidakpastian ekonomi global," kata Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Sulawesi Utara (Kanwil DJPb Sulut) Ratih Hapsari Kusumawardani, di Manado, Sabtu.

Dia mengatakan hal ini ditandai dengan beberapa indikator diantaranya yaitu tingkat inflasi di negara-negara maju yang masih relatif tinggi yang dimungkinkan berdampak pada kebijakan pengetatan moneter di negara-negara tersebut sehingga menekan likuiditas di tingkat global.

Selain itu, perkembangan komoditas pangan yang relatif tinggi di berbagai negara perlu diwaspadai.

Di tingkat nasional, perekonomian terus menunjukkan penguatan dan resilience (mampu bertahan). Pertumbuhan ekonomi secara nasional hingga Triwulan II 2023 tumbuh 5,17 persen secara y-o-y, yang menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang resilience dalam menghadapi tantangan perekonomian.

Tingginya inflasi dan kebijakan moneter melalui tingkat suku bunga yang tinggi di berbagai negara menjadi salah satu faktor utama terjadinya perlambatan ekonomi di berbagai belahan dunia.

Upaya pengendalian inflasi di dalam negeri secara umum efektif sehingga tingkat daya beli masyarakat tidak terpukul terlalu dalam.

Terkendalinya tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi positif tentu akan berdampak positif pada indikator-indikator makroekonomi lain yaitu tingkat pengangguran terbuka yang turun dengan laju 5,45 persen y-o-y secara nasional per Februari 2023.

Kondisi perekonomian Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) secara umum juga menunjukkan pemulihan dan penguatan seiring dengan meningkatnya aktivitas perekonomian dan masyarakat. Hal ini ditunjukkan dari beberapa indikator.

Pertama, untuk tingkat inflasi, untuk bulan Agustus 2023 secara year on year Indonesia mengalami inflasi sebesar 3,27 persen.

Sementara itu untuk Sulawesi Utara, dalam periode yang sama untuk Manado dan Kotamobagu juga mengalami inflasi sebesar 2,06 persen dan 4,44 persen.

Selanjutnya, Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulawesi Utara pada bulan Agustus 2023 naik 0,56 persen menjadi 110,55 dibandingkan dengan bulan Juli yang berada di 109,93. Berbeda dengan NTP, Nilai Tukar Nelayan (NTN) mengalami penurunan dari 111,63 di bulan Juli ke 110,85 di bulan Agustus.

Secara umum, angka NTN Sulawesi Utara masih di atas nasional yang berada di angka 105,75. Namun demikian, untuk nilai NTP, Sulawesi Utara masih berada di bawah NTP Nasional yang sebesar 111,85.

Dari sisi kinerja neraca perdagangan, Neraca Perdagangan (Ekspor Impor) di Sulawesi Utara pada Agustus berada di 34,86 juta Dolar AS dan menunjukkan penurunan dari bulan Juli pada 64,24 juta dolar AS.

Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023