Jakarta (ANTARA News) - DAlam sebuah seminar nasional tentang kepemimpinan di Jakarta, Kamis, Gubernur Jakarta Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi berbagi pengalaman tentang makna kepemimpinan.

Menurut dia, selain mampu mendisain kebijakan dan program untuk kepentingan rakyat, pemimpin harus selalu berada di tengah masyarakat dan bukan berlama-lama duduk di kantor.

"Pemimpin adalah soal kemampuan melihat, mendengar dan secara sungguh-sungguh menangkap keinginan serta kebutuhan masyarakat," katanya.

Jokowi mengeritik gaya kepemimpinan yang "petantang-petenteng" sebagai seorang birokrat, tanpa memahami posisi dan jati diri sesungguhnya, padahal seharusnya mereka faham bahwa pemimpin dan rakyat memiliki kesetaraan.

"Intinya semua yang ada di birokrasi adalah manajemen organisasi untuk melayani dan bukan sebaliknya", tegas Jokowi, menyingkap beberapa pandangan negatif terhadap birokrasi saat ini antara lain menyangkut kinerja yang tidak maksimal, alasan keterbatasan SDM, pelayanan berbelit-belit dan hasil akhir suatu pelayanan tidak memuaskan.

Pandangan dari masyarakat tersebut adalah sebuah tantangan serius bagi kalangan birokrasi dengan melakukan berbagai upaya, antara lain memperbaiki kinerja, perbaikan kualitas pelayanan, membentuk
manajemen yang solid dan visioner, melakukan efektivitas SDM, tidak bosan berinovasi dan meniatkan diri untuk selalu membangun kepedulian kepada masyarakat.

Pewarta: Miskudin Taufik
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013