Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman-Sepinggan BMKG Stasiun Balikpapan Diyan Novrida di Balikpapan, Sabtu, mengatakan bahwa sebanyak 69 titik panas tersebut terpantau Sabtu ini mulai pukul 01.00 hingga 17.00 Wita.
Ia menjelaskan titik panas merupakan indikator kebakaran hutan atau lahan (karhutla) yang terdeteksi dari suatu lokasi, dengan suhu relatif tinggi dibandingkan dengan suhu di sekitarnya.
Baca juga: Titik panas di Kalimantan Timur bertambah
Untuk itu, ia mengajak semua lapisan masyarakat saling menjaga dan waspada, seperti tidak membuang puntung rokok sembarangan, kemudian tidak melakukan pembakaran saat mengelola lahan agar tidak terjadi kebakaran, terutama karhutla.
Sebanyak 69 titik panas ini tersebar di enam kabupaten di Kaltim dan telah diinformasikan ke pihak terkait, termasuk ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik di tingkat provinsi maupun kabupaten masing-masing untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
Baca juga: 254 titik panas terpantau di tujuh kabupaten di Kalimantan Timur
Enam kabupaten yang terdeteksi 69 titik panas ini adalah Kabupaten Paser terdapat 28 titik, Penajam Paser Utara 3, Kutai Barat 6, Kutai Timur 11, Kutai Kartanegara 20, dan Kabupaten Berau terdeteksi 1 titik panas.
Diyan merinci di Kabupaten Kutai Barat yang terpantau 6 titik, tersebar di dua kecamatan yakni Kecamatan Bongan 3 dan Siluq Ngurai 3, keenamnya memiliki tingkat kepercayaan menengah.
Di Kabupaten Kutai Kartanegara yang terdeteksi 20 titik panas, tersebar di enam kabupaten yakni Samboja 12, Muara Kaman 4, kemudian Sebulu, Muara Jawa, Loa Janan, dan Marangkayu masing-masing 1 titik yang semuanya juga memiliki tingkat kepercayaan menengah.
Baca juga: KLHK catat jumlah titik panas meningkat signifikan
"Di Kutai Timur yang terpantau 11 titik panas, tersebar di empat kecamatan, yakni Kecamatan Rantau Pulung 2 titik, Muara Ancalong 7 titik, lantas Bengalon dan Muara Bengkal masing-masing 1 titik yang semuanya juga memiliki tingkat kepercayaan menengah," kata Diyan.
Pewarta: M.Ghofar
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023