Angka harapan hidup secara global naik dari 64 tahun menjadi 70 tahun pada 2011.

Jenewa (ANTARA News) - Manusia kini memiliki harapan hidup lebih panjang dari sebelumnya dan kenaikan tajam akan angka harapan hidup itu tidak menunjukkan gejala penurunan, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu.

"Angka harapan hidup secara global naik dari 64 tahun menjadi 70 tahun pada 2011. Itu sangat dramatis," kata Colin Mathers, koordinator Tingkat Kematian dan Beban Penyakit pada WHO, ketika meluncurkan statistik tahunan kesehatan dunia.

Angka harapan hidup pada kelahiran secara global adalah 72 tahun untuk perempuan dan 68 tahun untuk laki-laki pada tahun 2011. Itu adalah kenaikan rata-rata angka harapan hidup dari delapan jam per hari selama 20 tahun terakhir.

Seorang laki-laki berusia 60 tahun dapat berharap hidup 19 tahun lagi dan perempuan bisa mengharapkan hidup 21 tahun lagi, bertambah dua tahun dari statistik 1990.

Kenaikan itu sebagian besar dipicu oleh turunnya angka kematian anak yang terjadi secara pesat dalam dasawarsa terakhir, demikian pula situasi yang membaik di China dan India, kedua negara yang menunjukkan lompatan tujuh tahun dalam angka harapan hidup saat lahir sejak tahun 1990.

Angka harapan hidup menurun di Korea Utara, Afrika Selatan, Lesotho, Zimbabwe dan Libia sejak 1990, tahun yang ditetapkan sebagai landasan PBB untuk Tujuan Pembangunan Milenium.

Namun di semua tempat lain menunjukkan kemajuan, atau sedikitnya tidak mengalami perubahan pada angka harapan hidup saat kelahiran.

Meskipun negara-negara di mana orangnya hidup lebih lama, dapat mengatur untuk menambah beberapa tahun, mengarahkan manusia belum mencapai batas alam usia mereka. Keadaan ini mengejutkan para ahli.

"Pada 1990, seseorang berusia 60 -- di negara berpenghasilan tinggi-- mempunyai harapan hidup 21 tahun lagi dan pada 2014 menjadi angkanya menjadi 24 tahun. Saya pikir sedikit sekali orang yang bisa memperkirakannya pada tahun 1990," kata Ties Boerma, Direktur Statistik Kesehatan dan Informatika.

"Maka tidak ada bukti nyata bahwa kenaikan ini tidak akan berlanjut," katanya.

Mathers mengatakan, dalam penelitian sebelumnya angka harapan hidup tumbuh antara 2-2,5 tahun per satu dasawarsa di negara berpenghasilan tinggi selama abad 20.

Pertanyaannya apakah peningkatan juga akan menurun, menjadi bahan perdebatan yang besar di antara pada ahli kependudukan.

Data terakhir menunjukkan negara-negara yang memiliki angka harapan hidup tertinggi adalah Jepang, Australia dan Swiss, juga masih terus membaik.

"Kemungkinan akhirnya akan ada pelambatan kecuali terapi genetika dan semua terobosan ilmiah baru dapat mengubahnya. Pemanasan bumi, konflik dan hal-hal lain juga bisa menjadi faktor pengubah," kata Mathers.

"Banyak orang beranggapan bahwa kenaikan rata-rata kegemukan akan mulai mempengaruhi angka harapan hidup namun sejauh ini kami belum melihatnya. Perbaikan pada faktor risiko lain lebih dipertimbangkan daripada dampak merugikan akibat kegemukan di negara-negara berpenghasilan tinggi.

(M007)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013