Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 90 UKM (usaha kecil menengah) dan 14 ribu pengunjung meramaikan Festival Bogasari yang diselenggarakan di tiga kota yakni Kuningan, Yogyakarta dan Semarang pada bulan September 2023.
"Dari keseluruhan jumlah pengunjung di ketiga kota, Kuningan, Yogyakarta dan Semarang. Tercatat Yogyakarta menjadi kota terbanyak pengunjungnya dengan 6.221 pengunjung, disusul Semarang 4.360 pengunjung, dan Kuningan 3.313 pengunjung," ujar Product Group Development Manager Bogasari, Andriana dalam siaran resmi pada Sabtu.
"Tentunya total keseluruhan pengunjung yang hadir ini melebihi dari apa yang kami targetkan di awal, yaitu sebanyak 10.000 pengunjung,” tambah Andriana.
Baca juga: BI: Festival Kuliner Ikan Tuna berdampak positif bagi UMKM Gorontalo
Andriana yang terjun langsung ke tiga kota itu menjelaskan bahwa Festival Bogasari 2023 mendapatkan total transaksi Rp193 juta dengan penjualan tertinggi datang dari Yogyakarta Rp73 juta, Semarang Rp71 juta dan Kuningan Rp49 juta. Penjualan produk di tiap kota ini dibagi menjadi dua kelompok besar yakni produk grup Indofood dan UKM.
Adapun 90 UKM yang meramaikan Festival Bogasari 2023 juga membawa ciri khas masing-masing dari olahan yang mereka produksi, antara lain Nederland Bakery Cirebon, Citra Rasa Kue Majalengka, Hisana Fried Chicken, Twin Bakery & Cake, Dapur Ceu Edoh (Jajanan Pasar), Pangsit Cinuy, Pandawa Kulit Lumpia, Martabak IKTS Semarang, Martabak Pelangi Semarang, Papa Cookies Bantul, Dewi Cakra Zuppa Soup Bantul, Mie Ayam Hijau Spirulina Yogyakarta, Malika Kebab, dan lain-lain.
"Acara Festival Bogasari ini bagi kami pelaku UKM sangat berkesan sekali, karena selain membantu mengenalkan produk yang kami jual, juga memberikan inspirasi untuk terus berinovasi melalui produk-produk unggulan dari Bogasari,” kata Pemilik Papa Cookies Bantul, Eriyanto Eko Saputro, sebagai pelaku UKM dari Yogyakarta.
Baca juga: Festival Rujak Uleg mengembangkan kuliner tradisional Kota Probolinggo
Festival Bogasari yang didukung grup Indofood turut menghadirkan gerai penjualan Bumbu Racik Indofood, Club, La Fonte, Mie Telur Cap 3 Ayam, dan Sarimi. Festival itu juga menghadirkan kegiatan olahraga dan hiburan musik.
Baca juga: Nasi Kapau jadi primadona di Festival Jajanan Tempo Doeloe TIM
Bagian menarik dari festival adalah hadirnya pembuatan produk kolaborasi tepung terigu dengan hasil pertanian lokal. Misalnya, wilayah Kuningan menyajikan Lukumades Ubi Ungu dan Cupcake Tape Ketan Hijau, Yogyakarta menyuguhkan Pangsit Salak dan Semarang dengan Kentang Kribo dan Banana Cupcake. Chef Nicky Tirta juga hadir untuk mendemokan resep kolaborasi tepung terigu dengan hasil pertanian lokal.
Festival itu juga dimaksimalkan dengan perkenalan terigu Cakra Kembar khusus Roti dan Cakra Kembar khusus mie yang dibuat khusus untuk UKM. Cakra Kembar khusus roti akan membuat roti mengembang lebih cepat, volume pengembangan lebih besar, warna crumb lebih cerah alami, serta pori-pori crumb menjadi seragam. Sedangkan, produk Cakra Kembar khusus mie akan menghasilkan mi dengan tekstur lebih kenyal dan tidak mudah putus, serta warna cerah alami.
"Kami menyadari bahwa pola konsumsi masyarakat berubah seiring kembali normalnya situasi dan berkembangnya teknologi. Sehingga kami juga harus mampu untuk beradaptasi dan mengikuti perkembangan, dengan menghadirkan terigu Cakra Kembar khusus Roti dan Cakra Kembar khusus mie yang dibuat khusus untuk UKM," tutur Andriana.
Baca juga: RBI perkenalkan kuliner nusantara kepada warga Jepang
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023