Tokyo (ANTARA News) - Walikota Osaka Toru Hashimoto menawarkan untuk bertemu dengan para korban budak seks selama Perang Dunia II guna menyampaikan permintaan maaf kepada mereka.
Sekitar 200 ribu wanita Korea, China, Filipina dan negara lainnya dipaksa masuk rumah-rumah bordil demi melayani tentara Jepang selama Perang Dunia II.
"Saya kira saya harus tegas meminta maaf untuk apa yang telah dilakukan Jepang ketika saya berbicara dengan para mantan wanita penghibur," kata Toru Hashimoto yang juga pemimpin Partai Restorasi Jepang seperti dikutip AFP.
"Saya akan bilang pada mereka bahwa saya memohon maaf karena kita telah memiliki seperti itu, tak peduli apa itu terpaksa atau tidak. Itu tindakan yang memalukan dan tak boleh lagi terulang," kata Hashimoto.
Namun Hashimoto mengatakan Jepang bukanlah satu-satunya pihak di era itu yang melakukan eksploitasi seksual terhadap para wanita malang ini.
"Semua orang berbuat buruk. Saya rasa orang Jepang mesti menolak jika ada kesalahpahaman mengenai fakta-fakta di dunia," sambung dia.
Sebelumnya Hashimoto memicu kemarahan orang di dalam maupun di luar negeri karena Senin lalu mengatakan bahwa para serdadu yang hidup di bawah ancaman maut membutuhkan kenyamanan yang disediakan para budak seks.
Kang Jian, seorang pengacara China yang membela para mantan budak seks mengatakan Jepang mesti diadili untuk kejahatannya di masa lalu seperti yang dilakukan terhadap Jerman.
Sementara Rechilda Extremadura, direktur eksekutif untuk kelompok pendukung mantan budak seks Filipina, menyebut permintaan maaf Hashimoto itu tak bisa diterima.
"Dia harus meminta maaf langsung tanpa menuduh tentara negara lain juga melakukannya," kata Extremadura seperti dikutip AFP.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013