Washington (ANTARA News) - Gedung Putih menyatakan akan menyambut kunjungan bersejarah Presiden Myanmar, Thein Sein, ke Amerika Serikat (AS) Senin mendatang, sebagai simbol penghargaan Presiden Barack Obama untuk mendorong reformasi di negara yang lama menderita itu.
Presiden Thein Sein, mantan jenderal yang mengejutkan banyak kritikus dengan mengantarkan perubahan demokratis di negaranya, akan menjadi pemimpin pertama Myanmar yang mengunjungi Washington sejak tahun 1966, demikian laporan AFP.
Menurut Gedung Putih, Obama akan menanyakan kepada Thein Sein bagaimana AS dapat membantu negaranya menghadapi "banyak tantangan yang tersisa untuk upaya mengembangkan demokrasi, mengatasi ketegangan komunal dan etnis serta membawa peluang ekonomi."
"Kunjungan Presiden Thein Sein menegaskan komitmen Presiden Obama untuk mendukung dan membantu pemerintah yang membuat keputusan penting untuk merangkul reformasi," kata Gedung Putih dalam satu pernyataan Rabu (15/5).
Kunjungan itu terjadi setelah kunjungan Obama ke Myanmar pada November 2012.
Pemerintah Obama telah menghentikan sebagian besar sanksi terhadap Myanmar sebagai bagian dari diplomasi yang diluncurkan pada tahun 2009 untuk memberikan insentif bagi reformasi.
Pernyataan itu menyebut Thein Sein sebagai Presiden Myanmar --bukan Burma--, yang biasa digunakan pemerintah AS.
Pemimpin negara itu sudah lama menganjurkan penggunaan nama Myanmar bukan nama kolonial tua, yang disukai oleh banyak orang buangan dan pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi.
Penerjemah: Askan Krisna
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013