Kerja sama dengan Starlink akan dilakukan untuk membantu kapal-kapal perikanan mengirimkan data secara online dengan menggunakan aplikasi e-PIT
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan sebanyak 20 nano satelit diluncurkan dan beroperasi mulai 2024 untuk memetakan kondisi dan aktivitas di laut.
"Sejumlah 20 nano satelit akan diluncurkan dan mulai dioperasionalkan pada tahun 2024. Kerja sama dengan Starlink akan dilakukan untuk membantu kapal-kapal perikanan mengirimkan data secara online dengan menggunakan aplikasi e-PIT (Penangkapan Ikan Terukur Elektronik)," kata Sakti Wahyu Trenggono dalam seminar nasional kemaritiman dalam rangka Hari Maritim Nasional yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat.
Trenggono mengungkapkan peluncuran nano satelit merupakan bagian dari strategi pengelolaan ruang laut yang sedang dikembangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk mendukung pembangunan berbasis ekonomi biru, yakni Ocean Big Data.
Ocean Big Data akan dibangun melalui perangkat berbasis teknologi darat laut dan udara seperti kapal, drone bawah air, drone udara dan nano satelit guna memetakan aktivitas yang terjadi di laut serta kondisi laut dan habitatnya.
Baca juga: KKP gandeng KAI hadirkan gerai produk perikanan di Stasiun Gambir
Baca juga: KKP kembangkan desa perikanan cerdas melalui intervensi teknologi
"Ocean Accounting juga akan memprediksi dampak dari setiap perizinan pemanfaatan ruang laut terhadap kondisi fungsi ekologi laut jangka menengah dan jangka panjang," imbuhnya.
Trenggono menekankan perlunya menjaga keseimbangan keberlanjutan ekologi dan ekonomi lewat pendekatan ekonomi biru agar layanan ekosistem yang diberikan oleh laut akan menurun manfaat ekonominya, dan akan berdampak luas baik secara lokal, nasional, regional maupun global.
KKP sendiri telah menyiapkan kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan berlandaskan ekonomi biru untuk menjaga laut tetap sehat dan jasa lingkungan lainnya terjaga dengan baik, diantaranya dengan memperluas kawasan konservasi laut, memperluas kawasan konservasi yang akan difokuskan untuk melindungi kawasan cadangan karbon dan keanekaragaman hayati, meningkatkan produksi oksigen, serta menjaga wilayah spawning (pemijahan) dan pemeliharaan ikan.
Pemerintah juga menerapkan kebijakan penangkapan ikan terukur berbasis kuota di enam zona yang telah ditentukan untuk mengurangi pemanfaatan ruang laut secara ekstraktif dan menimbulkan kerusakan ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil.
Baca juga: KKP ungkap 5 strategi dalam pengintegrasian perencanaan ruang laut
Baca juga: KKP berikan sejumlah dukungan untuk pengembangan korporasi nelayan
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023