Kupang (ANTARA News) - Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB), sangat cocok dan potensial untuk pengembangan tanaman jarak pagar sebagai atletnatif persediaan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia. Bahkan dari sebuah hasil survei menyebutkan bahwa di dunia ini hanya ada dua daerah yang cocok dan potensial untuk pengembangan tanaman jarak yakni Medeterian dan NTT, kata Wakil Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, di Kupang, Kamis (6/7). Dia mengemukakan hal itu, pada rapat koordinasi dengan instansi terkait untuk membahas secara khusus langkah-langkah pengembangan tanaman jarak di wilayah itu. Dia meminta rakyat NTT melihat peluang ini sebagai sebuah prospek yang mampu mendatangkan keuntungan yang harus segera direspon melalui tindakan nyata. Dalam rapat tersebut, Wagub NTT meminta instansi terkait untuk segera membentuk tim terpadu atau kelompok kerja (Pokja) yang secara teknis berperan mempersiapkan pelaksanaan di lapangan. Pokja ini juga diharapkan bisa berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten, perguruan tinggi, LSM dan swasta untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai nilai ekonomis yang akan dihasilkan dari pengembangan tanaman jarak ini. Masyarakat harus diberi pemahaman bahwa keberhasilan pengembangan tanaman jarak ini, tidak saja untuk disumbangkan kepada negara tetapi juga sekaligus menciptakan lapangan kerja dan menanggulangi kemiskinan karena akan berdampak pada peningkatan pendapatan petani dan daerah, katanya. Di samping itu, lanjut dia, masyarakat juga jangan sampai melupakan tanaman pangan karena akan berakibat fatal bagi perekonomian daerah dan keluarga. "Kita harus sama-sama memberikan pemahaman kepada masyarakat agar boleh mengembangkan jarak, tetapi tidak mengabaikan tanaman pangan, karena bisa menimbulkan masalah ekonomi dalam keluarga," katanya. Begitupun dengan masalah lahan, jangan sampai para petani merusak atau merubah fungsi lingkungan hanya untuk kepentingan mengembangkan jarak semata karena dapat menggangu habitat atau eksosistem secara keseluruhan. Masyarakat harus bisa diarahkan untuk memanfaatkan lahan-lahan tidur atau marginal yang selama tidak digarap, untuk mengembangkan tanaman jarak, kata Wagub Lebu Raya. (*)

Copyright © ANTARA 2006