Yerusalem (ANTARA News) - Pejuang di Jalur Gaza menembakkan sebuah proyektil ke Israel selatan, Rabu, namun tidak ada korban atau kerusakan, kata polisi kepada AFP.

Juru bicara kepolisian Luba Samri mengatakan, proyektil itu menghantam sebuah tempat terbuka di daerah Eshkol. Militer tidak bisa menyebutkan apakah itu mortir atau roket.

Belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas penembakan proyektil itu.

Serangan tersebut dilakukan ketika penduduk Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza pada Rabu memperingati Nakba -- bencana pembentukan negara Yahudi pada 1948 yang mengakibatkan 760.000 orang Palestina mengungsi meninggalkan rumah mereka pada saat itu.

Ribuan orang Palestina berpawai di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dengan menyerukan agar pengungsi Palestina kembali ke desa dan kota mereka.

Dalam dua bulan terakhir, terjadi peningkatan serangan roket ke Israel selatan setelah keadaan tenang selama lebih dari tiga bulan.

Gerakan Hamas yang menguasai Jalur Gaza telah berupaya melakukan penertiban terhadap kelompok-kelompok Salafist bersenjata, yang mendukung garis keras dan sering berusaha menembakkan roket ke Israel dalam pembangkangan atas gencatan senjata de fakto Palestina.

Israel dan kelompok pejuang Hamas yang menguasai Jalur Gaza terlibat dalam perang delapan hari pada November yang menewaskan 177 orang Palestina, termasuk lebih dari 100 warga sipil, serta enam orang Israel -- empat warga sipil dan dua prajurit.

Kekerasan itu meletus pada 14 November, dengan pembunuhan komandan militer Hamas Ahmed Jaabari oleh Israel.

Selama operasi delapan hari itu, militer Israel menyatakan telah menghantam lebih dari 1.500 sasaran, sementara pejuang Gaza menembakkan 1.354 roket ke Israel, 421 diantaranya disergap oleh sistem anti-rudal Iron Dome.

Perjanjian gencatan senjata Hamas-Israel dicapai Rabu (21/11), sehari setelah diplomasi bolak-balik yang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri AS Hillary dan Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon -- yang tercoreng oleh kekerasan lintas batas yang semakin mematikan antara Israel dan para pejuang di Gaza.

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.

Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas. Kini kedua kubu tersebut telah melakukan rekonsiliasi.

Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris. (M014)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013