Jenewa (ANTARA) - Lebih dari 88.000 orang telah menyeberang ke Armenia dari Nagorno-Karabakh, serta jumlah total pendatang bisa meningkat menjadi 120.000 pengungsi, kata seorang pejabat badan pengungsi PBB (UNHCR) pada Jumat.
Pejabat tersebut juga meminta dukungan ketika pihak berwenang berjuang untuk mengatasi gelombang pengungsi tersebut.
Lebih dari separuh penduduk dari kawasan yang memisahkan diri itu telah melarikan diri sejak Azerbaijan melancarkan serangan pekan lalu.
Kavita Belani, perwakilan UNHCR di Armenia, mengatakan pada konferensi pers PBB melalui tautan video bahwa banyak pengungsi yang kelelahan dan ketakutan berkumpul di pusat pendaftaran.
"Ini adalah situasi di mana mereka telah hidup di bawah blokade selama sembilan bulan. Dan ketika mereka datang, mereka penuh dengan kecemasan, mereka ketakutan dan mereka menginginkan jawaban," katanya.
"Kami siap menampung hingga 120.000 orang. Sangat sulit untuk memprediksi berapa banyak yang akan datang pada saat ini," lanjutnya ketika ditanya mengenai jumlah pengungsi.
Hampir sepertiga pengungsi adalah anak-anak, kata pejabat UNHCR lainnya dalam pengarahan tersebut.
"Kekhawatiran utama kami adalah banyak dari mereka yang terpisah dari keluarga mereka," kata Regina De Dominicis, direktur regional UNICEF.
Perwakilan Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional Hicham Diab mengatakan ada kebutuhan besar untuk dukungan kesehatan mental bagi para pengungsi.
Sumber: Reuters
Baca juga: Akhir pahit etnis Armenia di Nagorno-Karabakh
Baca juga: Separuh etnis Armenia di Nagorno-Karabakh eksodus ke Armenia
Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023