Tim Identifikasi Polresta Surakarta bersama anggota Brimob Detasemen C Polda Jateng tersebut, mendatangi rumah Noeim sekitar pukul 11.30 WIB, dan selesai hingga pukul 14.30 WIB.
Polisi saat penggeledahan di rumah terduga teroris tersebut, juga disaksikan oleh ketua RT setempat dan anggota Tim Pembela Muslim (TPM), Ali Fahrudin.
Selain itu, polisi saat penggeledahan juga memberikan surat penangkapan Noeim oleh pasukan Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri, kepada pihak keluarganya.
Setelah dilakukan penggeledahan di rumah Noeim, polisi menemukan sejumlah barang bukti antara lain, sarung untuk senjata api jenis pistol, tujuh VCD tentang perjuangan Palestina, sejumlah buku dan majalah tentang jaringan terorisme.
Menurut Fauzy Ba'asyir, adik kandung Noeim, polisi melakukan penggeledahan di rumah Noeim, tetapi mereka menemukan barang barang antara lain tujuh VCD tentang Palestina, buku-buku terorisme, sarung senjata api jenis pistol yang sering untuk mainan anaknya.
Namun, polisi saat akan membawa barang barang tersebut, pihaknya meminta agar disertai surat penggeledahan. Surat setelah diserahkan ke pihak keluarga barang itu langsung dibawa oleh polisi.
Ia menjelaskan, Noeim ayahanya kakak kandung dari Ustadz Abu Bakar Ba`asyir. Sehingga, dia masih keponakannya.
"Noeim itu kerabat dekat Ustadz Abu. Ayah saya kakaknya Ustadz Abu. Noeim anak kedelapan dari sembilan bersaudara," paparnya.
Menurut Makmuri (50) tetangga Noeim, Noeim orang tidak pernah bergaul dengan warga, tetapi jika bertemu dengan dirinya saling menyapa.
"Dia aslinya bukan warga sini. Dia menempati rumahnya di Joyontakan sekitar dua tahun ini. Dia memang jarang di rumah," tuturnya.
Sementara polisi yang menggeledah rumah Noeim tersebut menjadi perhatian warga sekitar yang berkumpul ingin melihat lebih dekat di rumah Noeim.
Namun, polisi telah memasang garis polisi, sehingga warga hanya dapat melihat dari jarak sekitar 20 meter dari rumah Noeim.
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013