Lebak (ANTARA) - Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) produksi arang kayu di Kabupaten Lebak, Banten mampu menumbuhkan ekonomi masyarakat pedesaan dan bisa menyerap lapangan pekerjaan.
"Kami menggeluti usaha ini, karena permintaan pasar cukup tinggi," kata Karim (60) seorang pelaku UMKM produksi arang kayu warga Sajira Kabupaten Lebak, Jumat.
Produksi arang kayu di wilayahnya di Sajira Kabupaten Lebak itu dipasok ke Tangerang, Depok, Bogor dan Jakarta.
Selama ini, UMKM produksi arang kayu masih menjadi andalan ekonomi masyarakat pedesaan.
Apalagi, menjelang Idul Fitri dan Idul Adha permintaan arang kayu meningkat cukup tajam.
Pelaku usaha produksi arang kayu di wilayahnya itu diperkirakan dirintis setelah Indonesia merdeka, sebab saat ini generasi penerus kedua.
"Kami memproduksi arang kayu itu melanjutkan usaha orang tua dan bisa menyerap tenaga kerja sebanyak 10 orang," katanya menjelaskan.
Menurut dia, produksi arang itu dengan cara membakar kayu-kayuan, seperti jenis kayu kecapi, mahoni, puspa, albasia, jengkol dan lainnya.
Namun, kayu yang dibakar itu dikubur dalam tanah antara 6-7 jam dan selanjutnya dilakukan penyiraman hingga kayu itu menjadi arang berwarna hitam.
"Kami setiap dua pekan memasok ke pelanggan sebanyak 300 karung dengan harga Rp40 ribu/karung, sehingga menghasilkan pendapatan uang Rp12 juta," katanya menjelaskan.
Begitu juga pelaku UMKM lainnya Ujang (55) warga Kalanganyar Kabupaten Lebak mengaku dirinya rutin memasok arang kayu itu ke pengepul di Rangkasbitung setiap dua pekan sebanyak 300 karung.
Produksi arang kayu itu ditampung pengepul dengan harga Rp30 ribu/karung, sehingga menghasilkan omzet Rp9 juta.
"Kami merasa terbantu usaha bara arang ini, karena bisa menumbuhkan ekonomi masyarakat," kata Ujang.
Sementara itu, Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Abdul Waseh mengatakan pelaku usaha produksi arang kayu kini berkembang di sejumlah Kecamatan Sajira, Kalanganyar dan Cimarga.
"Kami memperkirakan jumlah pelaku UMKM produksi arang kayu itu mencapai puluhan unit usaha dengan menyerap ratusan tenaga kerja lokal," katanya menjelaskan.
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2023