Nilai ekonomi pada industri tanaman hias di Indonesia cukup kuat dengan volume dan nilai ekspor yang terus meningkat rata-rata 10 persen per tahun....

Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan pelaku industri tanaman hias perlu membentuk ekosistem yang bisa meningkatkan pertumbuhan volume dan nilai penjualan baik di dalam negeri maupun untuk tujuan ekspor.

“Nilai ekonomi pada industri tanaman hias di Indonesia cukup kuat dengan volume dan nilai ekspor yang terus meningkat rata-rata 10 persen per tahun. Namun potensi pasar ekspor belum seluruhnya tergarap optimal,” kata MenKopUKM Teten dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis.

Berbagai keterbatasan industri tanaman hias, disebutnya membuat Indonesia hanya mampu meraih 0,1 persen dari global market value tanaman hias yang mencapai 22,329 miliar dolar AS.

Baca juga: MenKopUKM sebut ASEAN incaran produk lintas batas global

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor tanaman hias Indonesia pada 2021 mencapai 20.300 ton. Sedangkan volume ekspornya juga meningkat 11,5 persen atau 2.100 ton dibandingkan ekspor tahun 2020. Peningkatan juga terjadi pada nilai ekspor dari 19,9 juta dolar AS pada 2020 menjadi 21,9 juta dolar AS pada 2021 atau meningkat 10 persen.

“Dengan besarnya peluang ekspor tanaman hias dan dalam rangka mencapai misi Indonesia Emas di tahun 2045, diharapkan ke depan nilai ekspor ini dapat meningkat dari tahun ke tahun dan nilai impor semakin menurun,” ucapnya.

Menteri Teten mengatakan saat ini setiap negara sedang mencari hal yang menjadi keunggulan domestiknya. Contohnya Norwegia yang tidak lagi mengandalkan pendapatan dari sektor migas yang eksploitatif, melainkan dari budidaya ikan salmon yang berkelanjutan.

Indonesia, selain memiliki kekayaan biodiversity juga menjadi sumber talenta dalam industri tanaman hias. Jika menggunakan value Sustainable Development Goals (SDGs), Teten menegaskan industri ini memenuhi konsep 3P (Profit, People, dan Planet).

Terdapat beberapa negara utama tujuan ekspor tanaman hias Indonesia, seperti Jepang, disusul Singapura, Belanda, Amerika, China, Korea Selatan, Malaysia, dan Kanada dengan jenis tanaman antara lain tanaman Krisan, Saintpaulia, Uphorbia, Lilium, Philodendron, dan Lomandra.

Baca juga: MenKopUKM: akses teknologi merata dongkrak akselerasi UMKM go digital

Dengan besarnya peluang kebutuhan tanaman hias tersebut, diharapkan bisa menjadi peluang bagi pelaku usaha tanaman hias agar dapat berinovasi untuk pengembangan budidaya tanaman hias.

"Saya berharap peluang yang besar tersebut dapat dipenuhi oleh pelaku usaha tanaman hias Indonesia dengan meningkatkan jumlah produk tanaman hias untuk memenuhi kebutuhan ekspor," tutur Teten.

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023