Hangzhou (ANTARA) - Produsen bahan baku baterai asal China Huayou Cobalt dan perusahaan asal Korea Selatan LG Chem menandatangani perjanjian kerja sama pembangunan pabrik baterai di Indonesia.
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara kedua perusahaan itu dilakukan di Kawasan Industri Huayou Quzhou, China beberapa waktu lalu, demikian dikutip Xinhua Kamis.
Berdasarkan perjanjian kerja sama tersebut, kedua pihak akan mendirikan perusahaan patungan di Indonesia dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 50.000 ton prekursor dan refining.
Namun, kerja sama itu juga memungkinkan produksi yang lebih besar lagi untuk menyesuaikan dengan kondisi pasar dan kelayakan investasi.
Selain itu, kedua perusahaan tersebut juga akan mendirikan pabrik di Indonesia dengan produksi tahunan 60.000 ton logam nikel HPAL. Meski demikian, pihak perusahaan belum memaparkan detail terkait lokasi proyek tersebut.
Selain di Indonesia, kerja sama itu mencakup rencana pembangunan pabrik bahan baku baterai di Maroko dengan produksi tahunan 52.000 ton garam lithium.
Serupa dengan kerja sama di Indonesia, kedua perusahaan juga memiliki fleksibilitas untuk melakukan produksi dengan skala lebih besar untuk proyek di Maroko.
Dalam keterangan resminya, Chairman Huayou Group Chen Xuehua mengibaratkan kerja sama ini seperti estafet obor Asian Games yang menandakan bahwa kedua perusahaan telah memasuki babak baru untuk terus meningkatkan kolaborasi strategis.
Kerja sama ini juga dinilai akan mendukung optimalisasi alokasi sumber daya global, menyempurnakan lanskap industri global, dan memperkuat pengaruh perusahaan di pasar global.
Sementara itu, Wakil Presiden LG Chem Nam Jae, yang hadir dalam upacara penandatanganan itu, mengatakan kerja sama ini bertujuan untuk memanfaatkan keahlian teknis Huayou dan basis pelanggan global LG Chem terkait bahan katode guna menjadikan pabrik prekursor di Indonesia dan pabrik baterai isi ulang FLP di Maroko itu sebagai pabrik paling kompetitif di dunia.
Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2023