Pernyataan itu terungkap ketika berlangsung dialog antara Menteri Agama dengan pengurus Nahdlatul Ulama (NU), pengurus lembaga pendidikan Maarif di Gedung Sasana Krida Yogyakarta, Rabu.
Sebelumnya Menag bersama Mendikbud M Nuh menghadiri upacara rapat akbar Hari Ulang Tahun NU di Lapangan Mandala Krida, Yogyakarta.
Ia menjelaskan, turunnya minat anak didik masuk Ponpes dan kurangnya animo orang mempelajari kitab kuning diikuti sulitnya posisi lembaga pendidikan Islam yang kebanyakan berstatus swasta. Bahkan ada anggota NU tak berkeinginan memasukkan putranya ke lembaga pendidikan Maarif.
Jika lembaga pendidikan Islam tersebut dinegerikan, para kiyai sebagai pengelolanya merasa keberatan. Padahal upaya menegerikan lembaga pendidikan tersebut dimaksudkan untuk memberi rasa keterjaminan dari sisi pembiayaan.
Sekarang ini ia melihat para kiyai lebih banyak berkonsentrasi bagaimana memenuhi pembiayaan bagi keberlangsungan Ponpes. Konsentrasi kiyai pecah, tidak fokus pada pemberian materi pelajaran, katanya.
Para Pembina Ponpes, lanjut Suryadharma Ali, ketika hendak diminta menyerahkan aset Ponpes sebagai persyaratan untuk dinegerikan umumnya menolak. Alasannya, mana mungkin lembaga yang dibangunnya sejak lama tiba-tiba jatuh ke pihak lain. Jadi, hal itulah yang menjadi kesulitan untuk menjadikan lembaga pendidikan swasta untuk dinegerikan.
Pewarta: Edy Supriatna Sjafei
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013