Hal ini disampaikan Presiden Yudhoyono di hadapan ratusan peserta dari kalangan Industri Migas baik di dalam negeri maupun luar negeri saat memberikan sambutan di pembukaan Indonesia Petroleum Association ke-37 di Jakarta, Rabu.
"Saya ingin meyakinkan saudara semua bahwa Indonesia tetap merupakan negeri yang menarik untuk berinvestasi. Kami terbuka terhadap investasi perusahaan mancanegara maupun perusahaan nasional yang berminat melakukan investasi di sektor hulu migas yang penuh resiko, padat modal dan padat teknologi ini," kata Presiden Yudhoyono.
Presiden menambahkan, pemerintah Indonesia terus memperbaiki iklim investasi untuk sektor migas, melalui Instruksi Presiden no 2 tahun 2012 tentang peningkatan produksi minyak bumi nasional.
Dalam Inpres tersebut, instansi terkait diminta memperbaiki koordinasi, sinergi dan sinkronisasi secara menyeluruh untuk mendukung produksi minyak dan gas bumi.
Presiden juga telah membentuk tim yang dipimpin Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dan Kepala Badan koordinator Penanaman Modal M Chatib Basri untuk memangkas proses perizinan usaha guna mendorong investasi.
Selain itu Presiden menginstruksikan kepada Menteri ESDM Jero Wacik dan Kepala SKK Migas Rudi Ruabiandini berkoordinasi dengan Menteri Keuangan memikirkan insentif bagi kegiatan eksplorasi Migas.
Presiden menambahkan, pemerintah dalam jangka panjang telah memiliki cetak biru untuk percepatan dan pemantapan pembangunan industri migas melalui pelaksanaan MP3EI.
Menurut Presiden, Industri migas merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, dengan pendapatan Rp300 triliun setiap tahunnya.
Untuk itu, Industri ini, menurut Presiden harus terus dijaga dan ditingkatkan kontribusinya bagi perekonomian nasional.
Pewarta: Muhammad Arief Iskandar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013