Ini kita harapkan bisa membuat produk-produk dari pariwisata maupun UMKM menjadi lebih banyak terjual dan digunakan oleh para wisman
Batam (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyebutkan penerapan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) antarnegara akan memberikan kemudahan bagi wisatawan mancanegara untuk bertransaksi.
Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf Muhammad Neil El Himam di Batam, Kamis, mengatakan penerapan QRIS antarnegara saat ini bisa dilakukan di dua negara tetangga, yaitu Malaysia dan Thailand.
"Dengan adanya pemanfaatan oleh berbagai negara interoperabilitas antarnegara terutama dengan Thailand dan Malaysia ini bisa mendukung pengembangan terutama untuk UMKM dan sektor pariwisata," kata Neil.
Ia menyampaikan dengan hadirnya penerapan QRIS antarnegara juga diharapkan produk UMKM dalam negeri semakin banyak terjual.
"Karena kalau mudah ya membelanjakannya juga semakin mudah. Ini kita harapkan bisa membuat produk-produk dari pariwisata maupun UMKM menjadi lebih banyak terjual dan digunakan oleh para wisman," ujar dia.
Baca juga: IMTC hasilkan tujuh komitmen pengembangan wisata gunung berkelanjutan
Baca juga: Kemenparekraf sarankan BOPDT lakukan kolaborasi kelola Danau Toba
Hingga saat ini penggunaan QRIS di Indonesia telah mencapai 38 juta pengguna.
Menurut Niel, hal itu bermula pada saat pandemi COVID-19 melanda Indonesia hingga memaksa masyarakat bertransformasi ke era digital, salah satunya dalam bertransaksi.
"Karena ini ini juga dampak dari pandemi yang kemarin, di mana kebersihan menjadi salah satu alasan yang akhirnya orang sering cuci tangan, dan uang adalah yang sering dipegang," kata dia.
Selain itu, dengan penerapan QRIS juga menjadi salah satu upaya dalam memberikan pencatatan keuangan bisa digunakan untuk mengembangkan ekonomi lebih lanjut.
"Jadi kita tahu orang sekarang senangnya belanja apa, itu kita bisa kembalikan ke para UMKM agar mereka bisa mengembangkan produk mereka," kata Niel.
Baca juga: Kemenparekraf ingin kembangkan potensi wisata gunung
Baca juga: Kemenparekraf: Wisata gunung hadapi tantangan soal lingkungan
Pewarta: Jessica Allifia Jaya Hidayat
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023