Jakarta (ANTARA) - Selembar uang 10 dolar bisa berarti cukup atau bahkan kurang untuk membeli buah tangan bagi sebagian orang yang melancong ke Singapura, entah atas keperluan liburan atau pekerjaan yang tak memiliki waktu lebih untuk sekadar berkeliling di Negeri Singa itu.
Tetapi, saat menginjakkan kaki di kawasan perbelanjaan yang cukup terkenal di Singapura, yakni Bugis Street, setidaknya wisawatan tak akan pulang dengan tangan kosong karena mereka bisa menemukan lebih dari satu barang untuk dibawa pulang.
Untuk sampai di sana, pelancong perlu turun di MRT Bugis Station yang berjarak sekitar 550 meter atau bisa ditempuh berjalan kaki selama kira-kira delapan menit.
Tepat seberang Bugis Junction, papan nama Bugis Street bisa terlihat. Pada Rabu (27/9) pukul 14:18 waktu Singapura kawasan itu relatif ramai dikunjungi orang, khususnya yang berbelanja.
Pelancong bisa memasuki kawasan Bugis yang berupa lorong berisi berbagai barang, mulai dari makanan, minuman, hingga suvenir berupa magnet kulkas, gantungan kunci, hingga kaos bertuliskan "Singapura" dengan label harganya.
Barang dengan label harga 10 dolar tampaknya relatif banyak ditemukan di sana. Bila, ingin fokus pada makanan dengan logo halal, toko di ujung jalan, tepatnya di alamat 63 Queen Street, mungkin dapat menjadi pilihan.
Kebanyakan barang yang dijual berlabel harga 1 dolar Singapura per buahnya, khususnya makanan-makanan yang tidak dijual di Indonesia, seperti camilan keripik kentang merek Lays aneka rasa seharga 1,95 dolar atau setara Rp22.142 (kurs saat itu Rp11.355 untuk 1 dolar Singapura), produk cokelat merek Danish Dream yang dibanderol 2,95 dolar Singapura dan mi instan merek Lucky Me dengan harga 0,55 dolar Singapura.
Kira-kira bila berbelanja produk di toko itu bisa mendapatkan dua jenis makanan, yakni satu toples camilan kacang merek Starfresh Peanuts seharga 1,50 dolar Singapura dan empat camilan keripik kentang label Lays dalam kemasan stax dengan total harga 7,80 dolar Singapura, sehingga total belanja menjadi 9,3 dolar Singapura.
Ini masih bisa ditambah satu mi instan merek Lucky Me dengan harga 0,55 dolar Singapura, sehingga jumlah belanja menjadi 9,85 dolar Singapura atau dapat sisa kembalian 0,15 dolar Singapura atau 15 sen, yang bisa disimpan sebagai kenang-kenangan.
Saat ini di Singapura memasuki masa perhelatan festival pertengahan musim gugur atau disebut juga "Mooncake Festival" sehingga kue bulan dijajakan dan dibanderol sekitar 1,95 dolar Singapura per kemasannya.
Kemudian, bagi pecinta kopi, ada beragam merek kopi yang bisa ditemui dengan harga beragam, dengan rentang 2,95 - 4.95 dolar Singapura.
Merek mi instan asal Indonesia Indomie varian goreng juga termasuk yang bisa ditemui dengan harga 1 dolar Singapura per 3 bungkus, lalu ragam permen-permen dan selai kacang seharga 1,95 dolar Singapura, serta camilan-camilan udang dan lainnya, dengan rentang harga 65 sen hingga 1,05 dolar Singapura.
Tak hanya makanan, barang lain, seperti payung juga tersedia dengan harga 2,50 - 2,95 dolar Singapura.
Bagi yang tak membawa tas belanja, pengelola toko menyediakan kantong belanja yang dijual seharga 0,05 dolar Singapura.
Beralih ke luar toko, ada beragam buah yang dijual pedagang lain, semisal jeruk seharga 10 dolar Singapura per tiga buah, kaos bertuliskan "Singapore" (10 dolar Singapura), gantungan kunci (10 dolar per 24 buah), magnet kulkas (10 dolar per 4 buah).
Kemudian, topi dan sandal tanpa merek (per buah), aneka tas belanja lipat dan dompet aneka motif (10 dolar per 3 buah atau 4 buah), hiasan rambut 1 dolar Singapura, mangkuk dan cangkir kecil 1 dolar, seprai 10 dolar Singapura, daster 10 dolar per 2 buah, hingga tanaman dalam pot kecil semisal Fittonia seharga 10 dolar untuk 3 buah.
Kala haus dan lapar melanda, beragam jus tersedia dengan harga bervariasi, mulai dari 2 dolar Singapura, aneka kopi 3 - 4,9 dolar, lalu camilan crepe yang dibanderol 2 hingga 3 dolar Singapura per buahnya.
Waktu dua jam mungkin terasa cukup untuk sekadar berburu oleh-oleh, namun hanya berbekal kocek 10 dolar Singapura di Bugis Street. Sebenarnya tak hanya Bugis Street, barang-barang serupa juga bisa didapatkan di Kampong Glam di Arab Street yang terkenal sebagai Kawasan Muslim Singapura.
Kampong Glam berjarak sekitar 1,1 km yang bisa ditempuh sekitar 17 menit berjalan kaki. Saat wisatawan menjelajahi kawasan bersejarah ini, akan ditemukan masjid kubah emas bernama Masjid Sultan yang ikonik.
Dibangun pada tahun 1824 oleh Sultan Hussein Shah, tempat ibadah megah adalah salah satu bangunan keagamaan paling terkemuka di Singapura dan merupakan lokasi ibadah terdekat dari Bugis Street.
Kawasan Kampong Glam dikenal sebagai salah satu surga kuliner, yang juga rumah bagi pedagang tradisional dan ritel modern.
Bagi mereka yang tak ingin berbelanja di sana, bisa berkeliling dan menikmati dunia seni jalanan beraneka warna, misalnya di Haji Lane untuk sekadar berfoto ria bersama rekan perjalanan, termasuk mengambil gambar dengan latar belakang Masjid Sultan.
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2023