Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah masih stabil dan berpeluang menguat dengan adanya penjagaan dari Bank Indonesia.
"Selain itu, tetapnya BI rate di level 5,75 persen yang telah sesuai dengan ekspektasi pasar juga akan berdampak positif," kata dia.
Di sisi lain, ia mengatakan, pelaku pasar juga merespon negatif pelemahan nilai tukar euro seiring dengan adanya spekulasi pemangkasan kembali suku bunga di Bank Sentral Eropa.
"Meski demikian potensi penguatan dolar AS mulai terbatas setelah peningkatan tajam terhadap yen dan euro di hari sebelumnya," kata dia.
Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, menambahkan penjagaan Bank Indonesia membuat rupiah masih bergerak stabil walau sinyal defisit neraca pembayaran membuatnya berpotensi melemah.
Ia mengemukakan pada kuartal pertama 2013 neraca transaksi berjalan masih defisit tapi defisitnya tercatat turun dari 3,5 persen Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal empat 2012 menjadi 2,5 persen pada kuartal pertama 2013.
Menurut dia, kemungkinan defisit bersumber pada pembayaran utang luar negeri yang cukup besar. Kinerja neraca pembayaran yang melemah, lanjut dia, akan membuat nilai tukar rupiah berpotensi mengalami pelemahan.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013