London (ANTARA) - Perusahaan Afrika Selatan RCL Foods pada Kamis mengatakan unit peternakan mereka Rainbow telah memusnahkan 410.000 ayam akibat wabah flu burung terparah di negara tersebut, sehingga meningkatkan kekhawatiran krisis daging dan telur ayam.

Wabah Flu Burung Sangat Menular (HPAI), yang menyebar cepat pada kawanan unggas yang terinfeksi dan menyebabkan tingginya tingkat kematian, telah berimbas terhadap pasokan telur di negara tersebut. Para produsen juga telah memperingatkan krisis pasokan daging ayam dalam beberapa pekan mendatang.

Rainbow merupakan salah satu produsen ayam terbesar Afrika Selatan sekaligus pemasok usaha ritel dan makanan cepat saji.

"Wabah ini terjadi begitu cepat dan kondisinya terus memburuk. Hingga kini diperkirakan 410.000 burung telah dimusnahkan, sehingga menimbulkan perkiraan kerugian 5,99 juta dolar AS (sekitar Rp93,1 miliar)," kata RCL Foods.

Menurut perusahaan, pihaknya sedang mengambil sejumlah langkah guna menghindari gangguan pasokan, namun "ada ketegangan di rantai pasokan".

Pada Rabu negara tetangga Namibia menangguhkan impor unggas dari Afrika Selatan mengingat wabah flu burung.

Akan tetapi, Afrika Selatan hanya mengekspor antara 1-2 persen dari produksi mereka, menurut asosiasi produsen unggas negara tersebut.

Pekan lalu mitra RCL, Astral Foods dan Quantum Foods, menyebutkan bahwa wabah flu burung telah menghancurkan sektor yang sudah kewalahan akibat krisis listrik dan kenaikan harga.


Sumber: Reuters
Baca juga: Flu burung ancam koloni penguin di Afrika Selatan
Baca juga: Afrika Selatan dilanda 24 wabah flu unggas sejak Juni
Baca juga: Khawatir flu burung, Afrika Selatan larang impor unggas dari Zimbabwe

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023