Washington (ANTARA News) - Gedung Putih menyebutkan bahwa Barack Obama bukanlah Richard Nixon yang terpental di masa jabatannya. Obama sendiri menghadapi masalah berat pada masa jabatan keduanya yang bisa saja bernasib sama dengan mantan presiden Nixon.


Tidak tanggung-tanggung, Obama diserang tiga skandal yang membuat posisinya terancam dan terus menghadapi serangan kubu Republik karena menuduhnya telah menyalahgunakan kekuasaan.


Pertama, Obama didesak untuk menjelaskan tuduhan kepada Internal Revenue Service --lembaga pengumpul pajak milik pemerintah-- yang menjadi target kritik kubu konservatif.


Kedua, kelompok oposisi terus menyurut cara Obama menangani serangan ke misi diplomatik AS di Benghazi, Libya, yang memunculkan tuduhan lawan bahwa kasus ini telah ditutup-tutupi sekaligus membuat Presiden berbalik berang dengan menuduh masalah ini sebagai sirkus partisan.


Ketiga, penemuan mengejutkan bahwa Departemen Kehakiman telah menyita rekaman pembicaraan telepon wartawan-wartawan Associated Press yang membuat Washington makin terjerembab dalam pusaran skandal.


Rangkaian skandal ini makin lengkap Rusia mengusir seorang staf diplomatik AS di Moskow karena dituding berusaha merekrut pejabat intelijen Rusia untuk menjadi mata-mata AS, demikian AFP.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013