Jakarta (ANTARA) - Pelaku usaha Indonesia berpeluang meraup transaksi lebih dari Rp106,45 miliar dari penyelenggaraan China-ASEAN Expo (CAEXPO) ke-20 di Nanning, China, yang baru ditutup akhir pekan lalu. Pameran ini sekaligus menjadi ajang promosi produk dalam negeri tujuan ekspor ke China agar tidak selalu didominasi produk pertambangan dan kelapa sawit.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) Republik Indonesia (RI) merincikan bahwa potensi transaksi tersebut terdiri dari penjualan langsung sebesar Rp1,69 miliar dan kontrak dagang senilai Rp104,77 miliar. Nilai transaksi berpotensi membesar karena masih ada beberapa calon pembeli yang akan menindaklanjuti kerja sama setelah pameran selesai.
"Ini membuktikan bahwa produk Indonesia mampu bersaing di tengah persaingan dengan negara lain di pasar global. Ini juga membuktikan pemulihan daya beli global pascapandemi COVID-19," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag RI Didi Sumedi dalam keterangan resminya.
Indonesia memiliki dua paviliun dalam pameran tersebut, yakni paviliun untuk memamerkan berbagai komoditas ekspor dan paviliun nasional untuk promosi budaya dan pariwisata domestik. Paviliun tersebut diisi 49 stan dari pelaku usaha yang tampil mandiri, 49 pelaku usaha binaan BUMN, dan delapan etalase produk potensial Provinsi Kalimantan Tengah.
Partisipasi Indonesia dalam pameran kali ini bertujuan meningkatkan dan mendiversifikasi komoditas ekspor ke China yang selama ini didominasi komoditas hasil pertambangan dan kelapa sawit.
Karena itu, ada empat jenis produk utama yang dibawa ke sana, yakni makanan dan minuman, aksesori fesyen dan perhiasan, furnitur dan dekorasi rumah, serta barang konsumsi, spa, herbal, dan kecantikan.
Selama pameran, makanan olahan menjadi produk yang paling diminati dengan nilai transaksi mencapai Rp96,1 miliar. Nilai transaksi produk lainnya yakni barang konsumsi sebesar Rp8,95 miliar, fesyen dan aksesori Rp706 juta, furnitur Rp358 juta, dan dekorasi rumah Rp333 juta.
"Pada pameran CAEXPO kali ini, kami membawa produk yang memiliki potensi besar untuk mendongkrak transaksi di China. Beberapa produk tersebut yaitu sarang burung walet, furnitur, produk perhiasan, kerajinan, fesyen, dan makanan olahan," kata Didi.
Salah satu kerja sama yang telah difasilitasi Kemendag RI yakni penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PT Azaki Food Internasional dan Guangxi Hefaxing Trading Co., Ltd. untuk ekspor produk tempe beku, tempe instan, dan keripik tempe. Kemendag mengatakan pihak dari Guangxi melihat potensi tempe sebagai makanan untuk konsumen vegetarian di China.
CAEXPO 2023 berlangsung secara luring di Nanning International Convention and Exhibition Center (NICEC) di Nanning, China, pada 16-19 September 2023, dan secara daring hingga September tahun depan. Pameran ini diikuti 1.953 perusahaan yang berasal dari 46 negara, yang terdiri atas 1.215 peserta asal China, 644 peserta dari ASEAN, dan 94 peserta dari negaralainnya. Jumlah pengunjung ke pameran luring selama empat hari itu melebihi 15.000 orang.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023