Kekerasan terjadi Senin larut malam setelah sekitar 15.000 penggemar PSG berpawai mengarak tropi juara Liga Prancis sampai Menara Eiffel yang ikonik itu, namun berubah menjadi serangan kepada turis dan lainnya di jantung kota tersebut.
Kekerasan terjadi di tengah makin banyaknya laporan pencurian terhadap turis dan serangan buruh pada 10 April ke Museum Louvre yang mengeluh terganggu oleh meningkatnya geng pencopet.
Bom-bom asap dilemparkan, sedangkan bar dan restoran rusak selama konfrontasi sejam penuh antara 800 polisi melawan pendukung fanatik PSG yang menyebut diri "ultras".
32 orang terluka dan 39 orang ditahan, sedangkan media Prancis melaporkan bahwa sejumlah turis menjadi target serangan.
Sebuah kapal pesiar yang akan digunakan para pemain PSG untuk menyusuri Sungai Seine yang membelah kota Paris dibatalkan, sedangkan para pemain meninggalkan podium Place du Trocadero tanpa mengeluarkan sepatah kata pun kepada penggemar.
"Ini memberi citra buruk kepada Prancis," kata Menteri Luar Negeri Laurent Fabius kepada radio RTL. "Pada dasarnya saya marah dan jijik seperti kebanyakan orang. Kita harus tegas dan keras kepada para hooligan ini."
Insiden ini juga membuat partai sayap kanan UMP pimpinan mantan presiden Nicolas Sarkozy menuntut mundur Menteri Dalam Negeri Manuel Valls.
Valls menjawab, "Semua demonstrasi publik di tempat umum yang berkaitan dengan Paris Saint-Germain tentunya tidak dimungkinkan diadakan pada jam-jam mendatang."
Valls mengutuk kekerasan tersebut tak bisa ditoleransi dan bersumpah akan menghukum pengacau.
"Ratusan 'ultras' --beberapa diantaranya dilarang masuk stadion, hooligan, muda dan mabuk-- menyerang orang-orang dan wartawan serta melempari jendela toko dan mobil selama beberapa jam," kata Valls seperti dikutip AFP.
Paris Saint-Germain yang dua tahun lalu dibeli Qatar Sports Investments dan tahun ini mendatangkan legenda sepakbola David Beckham, juga dilanda kekerasan serupa di masa lalu, terutama pada 1980-an dan 1990-an.
Penjamberatan dan serangan massal terhadap turis China belum lama ini di kota Paris telah menurunkan kunjungan wisatawan dari China ke Prancis.
Kedubes China di Paris belum lama ini mengeluhkan kasus penjamberatan dan pencopetan di kota ini.
Pada 20 Maret, sekelompok turis China berjumlah 23 orang dirampok di sebuah restoran beberapa saat setelah mendarat di bandara Charles De Gaulle, Paris. Paspor, tiket dan uang mereka dicuri, sedangkan ketua kelompok turis terluka wajahnya.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013