"Jumlah bidan di Indonesia sekarang ini lebih dari 200 ribu orang, namun yang sudah tersertifikasi sebagai Bidan Delima hanya 11.000 orang," kata Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) IBI Dr. Emi Nurjasmi di Semarang, Selasa.
Hal tersebut diungkapkannya di sela "Peluncuran dan Workshop Program E-Learning GE Healthcare untuk Peningkatan Kualitas Bidan di Indonesia".
Program Bidan Delima dikembangkan oleh IBI untuk membina bidan praktik mandiri (BPM) agar dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi terstandar.
Untuk menjadi bidan delima, menurut Emi, memang harus memenuhi berbagai persyaratan, mulai aspek sarana prasarana, peralatan, hingga manajemen dengan standar tertentu yang kemudian dinilai oleh tim asesor.
Dengan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi itu, kata dia, memang belum seluruh bidan yang ada di Indonesia tersertifikasi sebagai bidan delima, tetapi pihaknya menargetkan semakin banyak yang tersertifikasi.
"Target kami, tahun depan sudah ada setidaknya 13 ribu bidan yang tersertifikasi sebagai Bidan Delima. Bidan Delima ini merupakan program khusus sebagai standardisasi para bidan praktik mandiri (BPM)," kata Emi.
Sementara itu, General Manager (GM) Program Bidan Delima IBI Asmilia Makmur mengaku menjadi Bidan Delima memang harus memenuhi berbagai standar pelayanan kesehatan masyarakat yang sudah ditetapkan.
Ia mengungkapkan Bidan Delima akan memasang lambang delima di tempat praktiknya yang menunjukkan telah tersertifikasi sehingga masyarakat bisa akan mengetahui mana yang sudah bidan delima dan belum.
"Memang belum semua bidan terlayani dan tersertifikasi sebagai Bidan Delima, sebab harus memenuhi sejumlah persyaratan tertentu. Namun, kami berharap semakin banyak yang menjadi bidan delima," kata Asmilia.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013