Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan kawasan ASEAN merupakan incaran produk lintas batas (crossborder) global karena memiliki potensi besar dari segi jumlah penduduk yang mencapai 679 juta jiwa dan pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,6 persen.
“ASEAN juga menjadi incaran karena nilai produk domestik bruto yang mencapai 3,62 triliun dolar AS, dan kontribusi ekspor ASEAN terhadap dunia mencapai 8,39 persen dari total ekspor dunia dengan nilai 2,05 triliun dolar AS,” kata MenKopUKM Teten saat menghadiri acara yang diselenggarakan oleh Koalisi Anti Korupsi Indonesia (KAKI) di Jakarta, Rabu.
Namun, di tengah potensi tersebut, Menteri Teten menekankan perlunya diperhatikan pertumbuhan para pelaku UMKM agar tidak tergerus oleh perdagangan ilegal lintas batas negara yang mengakibatkan terjadinya predatory pricing.
Menteri Teten meyakini, Asia Tenggara sangat relevan untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia dan cocok menjadi pusat produksi dan industrialisasi global yang berbasis pada keunggulan domestik.
Baca juga: MenKopUKM: akses teknologi merata dongkrak akselerasi UMKM go digital
Gagasan utamanya adalah hilirisasi sumber daya alam yang dapat dicapai melalui transfer teknologi, pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan, dan meminimalkan bahkan menghilangkan dampak negatif terhadap lingkungan.
“UMKM harus dilibatkan dalam proses hilirisasi ini agar dampaknya lebih luas dan signifikan,” ucapnya.
Menurut dia, inisiatif percontohan seperti model factory sharing yang telah dibuat oleh KemenKopUKM di beberapa wilayah di Indonesia siap diterapkan di seluruh kawasan ASEAN.
“Beberapa diantaranya adalah nilam atau minyak atsiri di Aceh, furnitur di Jawa Tengah, pengolahan daging sapi di Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara untuk pengolahan serat kelapa, dan Kalimantan Timur untuk biofarmaka,” sebutnya.
Baca juga: Menkop UKM: Fintech harus dukung UMKM jadi bagian hilirisasi industri
Menteri Teten berharap, KAKI juga dapat memberikan inisiatif yang lebih bermanfaat dalam mempromosikan praktik bisnis yang menjunjung tinggi transparansi dan tata kelola yang baik pada 2023.
Ketua Koalisi Anti Korupsi Indonesia (KAKI) Erry Riyana Hardjapamekas meyakini acara tersebut sangat penting guna membantu mengatasi praktik korupsi di kawasan ASEAN dan mempertegas perilaku anti korupsi dalam hal bisnis.
“Saya percaya topik yang dibicarakan dalam acara ini sangat penting untuk didiskusikan. Saya harap acara ini bisa mengatasi praktik korupsi di ASEAN. Korupsi merupakan hal yang sangat buruk dalam hal bisnis. Maka dari itu perlu ada komitmen anti korupsi khususnya dalam bisnis,” ucap Erry.
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023