Untuk Indonesia, kami sedikit merevisi proyeksi (pertumbuhan ekonomi) kami ke atas. Dari 4,8 persen menjadi 5,0 persen

Jakarta (ANTARA) - Asian Development Bank (ADB) merevisi proyeksinya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dari yang sebelumnya 4,8 persen menjadi 5,0 persen pada 2023.

Senior Country Economist ADB, Henry Ma menilai proyeksi tersebut didasarkan pada kinerja sektor konsumsi rumah tangga Indonesia yang cenderung membaik ke masa prapandemi.

“Untuk Indonesia, kami sedikit merevisi proyeksi (pertumbuhan ekonomi) kami ke atas. Dari 4,8 persen menjadi 5,0 persen,” kata Henry dalam acara diskusi virtual Asian Development Outlook September 2023 di Jakarta, Rabu.

Sedangkan untuk proyeksi ekonomi Indonesia pada 2024 ADB tetap memperkirakan di level 5,0 persen, kata Henry Ma.

Henry juga mengatakan ADB merevisi proyeksinya atas tingkat inflasi Indonesia dari yang sebelumnya 4,2 persen menjadi 3,6 persen. Untuk tahun depan, ADB tetap mempertahankan proyeksi inflasi RI di angka 3,0 persen.

Henry menjelaskan, meningkatnya konsumsi rumah tangga disebabkan daya beli masyarakat yang cenderung membaik seiring dengan pulihnya ekonomi pascapandemi COVID-19.

Meningkatnya belanja masyarakat pascapandemi COVID-19 juga ditandai dengan membaiknya mobilitas masyarakat sehingga banyak wisatawan mancanegara yang kembali berdatangan ke Indonesia.

"Konsumsi wisatawan mancanegara di Indonesia kembali meningkat. Bahkan telah berada di atas masa prapandemi," ujar Henry.

Pada kesempatan yang sama, Country Director for Indonesia ADB Jiro Tominaga menilai tumbuhnya ekonomi Indonesia hingga 5,0 persen pada tahun 2023 disebabkan seiring dengan permintaan domestik yang mengambil alih peran ekspor komoditas sebagai pendorong pertumbuhan.

"Pertumbuhan yang sehat terus berlanjut pada paruh pertama tahun 2023, dengan tanda-tanda akselerasi, sementara inflasi terus menurun lebih cepat dari yang diperkirakan karena guncangan harga komoditas pada tahun 2022 mereda," jelas Jiro.

Adapun Asian Development Outlook (ADO) merupakan laporan utama ADB yang diterbitkan dua kali dalam satu tahun. Laporan tersebut menganalisis isu-isu ekonomi dan pembangunan di negara-negara berkembang di Asia. Termasuk di dalamnya adalah prakiraan tingkat inflasi dan pertumbuhan produk domestik bruto negara-negara di kawasan ini.

ADB berkomitmen untuk mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta terus melanjutkan upayanya dalam mengentaskan kemiskinan ekstrem. Didirikan pada 1966, ADB beranggotakan 68 negara.


Baca juga: ADB beri pinjaman dana 500 juta dolar AS dukung pembangunan Indonesia
Baca juga: Indonesia dan ADB perkuat kerja sama untuk perekonomian berkelanjutan

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023