Sebenarnya Amerika mampu membangun negaranya menjadi negara toleran karena tidak membiarkan terjadinya vandalisme dan kekerasan sehingga tidak ada ruang bagi kelompok tertentu mengacaukan demokrasi yang terbangun."
Mamuju (ANTARA News) - Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat (AS), untuk Indonesia, Scot A Marciel, mengaku menyukai cara berpolitik masyarakat Indonesia yang tidak didominasi kepentingan politik mengatasnamakan agama.

"Cara berpolitik masyarakat Indonesia sangat demokratis, meski tetap ada agama dalam berpolitik, namun tidak mendominasi, suasana demokrasi tampak terbangun baik," kata Dubes AS didampingi Vice Konsulat Jendral AS, Nick Heltzel, saat melakukan pertemuan dengan Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Sulbar di Mamuju, Selasa.

Dubes AS didampingi Vice Konsulat Jendral AS, Nick Heltzel, berkunjung ke Sulawesi Barat sejak tanggal 13 sampai 14 Mei 2013, dalam kunjungannya, Dubes AS akan memberikan bantuan hibah bagi Provinsi Sulbar dalam rangka mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dengan memajukan ekonomi daerah tersebut.

Bantuan hibah dari Amerika yang juga diperuntukkan bagi provinsi lainnya di Indonesia. Totalnya sebesar 600 juta dolar AS.

Scot menilai Indonesia negara demokratis karena tidak ada konflik agama, meski masyarakatnya hidup dalam keadaan majemuk dan multi etnik, justru masyarakatnya hidup berdampingan dalam suasana rukun dan damai membangun negaranya.

"Kalau ada konflik agama itu tidak serius, hanya didasari beberapa hal saja yang dianggap tidak serius," katanya.

Ia membandingkan negaranya dan Indonesia yang dianggap memiliki kesamaan dalam membangun demokrasi dan juga memiliki kesamaan dari ciri masyarakat yang toleran.

"Di Amerika memiliki penduduk migran yang berbeda-beda, tetapi tetap terintegrasi, seperti di kota New York yang memiliki 300 macam agama dan kepercayaan, namun masyarakatnya tidak berkonflik, karena hidup toleran dalam suasana demokratis," katanya.

Oleh karena itu ia mengatakan, kerjasama membangun demokrasi antara Indonesia dan Amerika harus dijalin demi terciptanya masyarakat toleran maju dan berkembang di kedua negara.

"Sebenarnya Amerika mampu membangun negaranya menjadi negara toleran karena tidak membiarkan terjadinya vandalisme dan kekerasan sehingga tidak ada ruang bagi kelompok tertentu mengacaukan demokrasi yang terbangun," katanya.

Ia juga berharap agar penegakan hukum di Indonesia tetap dibangun dan ditingkatkan sehingga demokrasi bagi masyarakatnya tercipta dan dipertahankan yang merupakan modal membangun negaranya. (MFH)

Pewarta: M Faisal Hanapi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013